Konsep persatuan bangsa perspektif Hamka: studi ayat-ayat persatuan bangsa dalam Tafsir Al Azhar

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Faiz, Muhammad Taqiyuddin Iqbal (2022) Konsep persatuan bangsa perspektif Hamka: studi ayat-ayat persatuan bangsa dalam Tafsir Al Azhar. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Muhammad Taqiyuddin Iqbal Faiz_E93218118.pdf
Download (2MB)

Abstract

Problematika masalah dalam penenlitian ini adalah 1) Bagaimana penafsiran Hamka terhadap ayat-ayat persatuan bangsa, 3) Bagaimana konsep persatuan bangsa dalam perspektif Hamka, 3) Bagaimana implementasi penafsiran Hamka terhadap konsep persatuan bangsa. Substansial penelitian ini bertujuan untuk mengetahu konsep persatuan bangsa dalam Alquran menurut Hamka dalam Tafsir al-Azhar. Model penelitian ini bersifat kepustakaan atau library research. Metodenya berupa deskriptif dan tematik konseptual yaitu, riset terhadap konsep-konsep tertentu yang secara eksplisit tidak disebutkan dalam Alquran, tetapi secara substansial ide tentang konsep itu ada dalam Alquran. Dalam rujukan tematik yang diterapkan menggunakan metode tematik Baqir as-Shadr. Di era modern ini, persoalan mengenai persatuan bangsa kurang diperhatikan, padahal urgensi dari persatuan bangsa ini sangat dibutuhkan dalam menjaga keutuhan sebuah bangsa, terutama Indonesia. Upaya dalam memecah kebangsaan ini terlihat dari upaya-upaya organisasi yang menginginkan mengubah dasar negara Indonesia. Oleh karena itu, dalam menyikapi hal tersebut. Tindakan pencegahan dalam bidang akademik dibuatlah penelitian ini yang berjudul Konsep Persatuan Bangsa Pespektif Hamka. Penelitian ini didasarkan pada studi ayat-ayat persatuan bangsa dalam Tafsir al-Azhar. Hasil dari penelitian ini bahwa penafsiran Hamka mengenai ayat-ayat persatuan bangsa terfokuskan dalam surat al-Hujurat ayat 13, Ali Imran ayat 103 dan al-Baqarah ayat 213. Konsep persatuan bangsa menurut Hamka merupakan identitas dari sebuah kelompok yang memiliki persamaan bahasa, tempat tingga, geografi dan warna kulit. Hal ini menunjukan bahwa keragaman suatu bangsa adalah tuntutan untuk saling mengenal, umat yang satu berdasarkan asa kemanusiaan untuk saling menolong. Implementasi persatuan bangsa dapat diterapkan dalam berbagai aspek baik lingkungan keluarga, sekolah atau kampus dan masyarakat.