Kepemimpinan wanita perspektif M. Quraish Shihab dan Abd. Ra'uf Singkel: studi Tafsir Muqaraan

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Shalahuddien, Illham Akbar (2022) Kepemimpinan wanita perspektif M. Quraish Shihab dan Abd. Ra'uf Singkel: studi Tafsir Muqaraan. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Ilham Akbar Shalahuddien E03217020.pdf
Download (2MB)

Abstract

Didalam lsebuah lKepemimpinan lperempuan ldalam lkonteks lmemposisikan ldiri lsebagai lpenguasa latau lpemimpin ldiluar lpublic lpublik, ldi lkalangan lpara lahli lilmu lulama, lcendikiawan, lpolitisi, ldan lpraktisi, lternyata lmenjadi lpermasalahan lyang lkontroversial ldari ldahulu lsampai lsekarang. lDiatara lyang lpro ldan lkontra lmasing-masing lpunya largumentasi, ldengan lmengajukan lQS lSurat lan-Nisa layat l34. lSerta lhadis lNabi ldari lAbi lBakrah lbahwa ltidak lsah lkepemimpinan lseorang lPerempuan, l ldan lsuatu lbangsa lyang lmengangkat lseorang lPerempuan lsebagai ltokoh lpemimpin ltidak lakan lbahagia, lbaik ldalam lurusan lduniawi lmaupun lurusan lukhrawi, ldengan lmengajukan layat lal-Quran ldan lhadis lnabi lsebagai ldasar llegitimasi lpendapatnya. ldisisi llain lbanyak ltokoh lyang lmembolehkan lwanita lmenjadi lpemimpin, lDalil ldari lpembolehan lwanita lmenjadi lpemimpin ldidasarkan lpada lbeberapa lfakta lyang lterjadi, lSejarah lIslam ltelah lmencatat lbahwa lkepemimpinan lAisyah lr.a. ldalam lperang ljamal lbersama lpara lsahabat lNabi lyang llain lmenjadi lbukti lkeabsahan lkepemimpinan lkaum lPerempuan. lKemudian ljauh lsebelum lAisyah ltampil ldi ldunia lpolitik lpraktis, lal-Qur’an ltelah lmelegitimasi lkeabsahan lkepemimpinan lPerempuan lRatu lBilqis, lseorang lpenguasa lSekaligus lseorang lpemimpin lnegeri lSaba lyang lkini ltermasuk lwilayah lYaman lyang lhidup lsezaman ldengan lNabi lSulaiman la.s. lyang ldikenal ldalam lsejarah lsebagai lseorang lpenguasa lDan lpemimpin lyang ladil, lbijaksana ldan lpenuh ltanggung ljawab ldalam lkepemimpinannya. l lMaka ldengan lini, lpenulis lmemilih ldua ltokoh ltafsir lyang lpenulis langgap lsebagai ltokoh lyang lmempunyai lintegritas ldalam lbidang lilmu lTafsir, lyaitu lM.Quraish lShihab ldalam ltafsirnya lal-Misbah, ldan lAbdul lRa’uf lSingkel ldalam ltafsir lTarjuman lAl-Mustafid, ldengan lmemunculkan lrumusan lmasalah lyaitu: lBagaimana lPandangan lM. lQiraah lshihab lTentang lkepemimpinan lperempuan?. lBagaimana lPandangan lAbd. lRa'uf lsingkel lTentang lKepemimpinan lperempuan?. lBagaimana lPersamaan ldan lperbedaan lpandangan lAbd. lRa’uf lSingkel l ldan lM.Quraish lShihab l ltentang lKepemimpinan lperempuan? Penelitian lini ltergolong lpenelitian lkepustakaan l(library lresearch), lyang lsifatnya ltermasuk lpenelitian ldeskriptif lanalisis. lPengumpulan ldata ldengan lcara lmembedakan lantara ldata lprimer ldan ldata lskunder, lkitabTarjuman lAl-Mustafid ldan lTafsir lal-Misbah lmerupakan ldata lprimer, lsedangkan ldata lskunder ldiambil ldari lbuku-buku llain lyang lmasih lterkait ldengan ljudul lpenelitian. lAdapun ldalam lmengambil lkesimpulan ldigunakan lmetode linduktif lyaitu lmetode lyang ldipakai luntuk lmengambil lkesimpulan ldari luraian-uraian lyang lbersifat lkhusus lkedalam luraian lyang lbersifat lumum, ldan l lAnalisis lkomparatif l lyaitu lteknik lanalisis lyang ldilakukan ldengan lcara lmembuat lperbandingan lantar lelemen. lWalaupun lkedua ltokoh ldi latas lsama-sama lmengacu lpada lal-Quran lnamun lterdapat lperbedaan lyang lmendasar ldalam lmemahaminya ljika lQuraish lShihab lmelakukan lpendekatan lkontekstual lserta ltidak lmeninggalkan lsisi lsosiologis, lkepemimpinan ltidaklah ldidasarkan lpada lperbedaan ljenis lkelamin bahwa lsebuah lstruktur lmasyarakat lakan ltercapai ljika lkepemimpinan lberada ldi ltangan lorang lyang memiliki lkompetensi. lMaka lAbd. lRa,uf lSingkel llebih lcenderung lkepada ltekstual ldengan lmenukil l
teks-teks lnormative lyang lkemudian ldipahami lsecara ltekstual, lbahwa lLelaki l ladalah lpemimpin lbagi lwanita, lsebagai lkepalanya, lyang lmenguasai, ldan lyang lmendidiknya lKarena lkaum llaki-laki llebih lafdal ldaripada lkaum lwanita, lkarena litulah lmaka lnubuwwah l(kenabian) lhanya lkhusus lbagi lkaum llakilaki l