Analisis hukum islam terhadap hasil keputusan Baḥth al-masāil em-ka (Muhawaroh kubro) ke-32 lembaga pesantren Al-Khoziny tentang hukum mewakilkan undangan walimah al-’ursh.

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Maghfiroh, Lailatul (2022) Analisis hukum islam terhadap hasil keputusan Baḥth al-masāil em-ka (Muhawaroh kubro) ke-32 lembaga pesantren Al-Khoziny tentang hukum mewakilkan undangan walimah al-’ursh. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Lailatul Maghfiroh_C71218067.pdf
Download (2MB)

Abstract

Skripsi yang berjudul “Analisis Hukum Islam Terhadap Hasil Keputusan Hasil Baḥth Al-Masāil Em-Ka ke-32 Lembaga Pesantren Al-Khoziny Tentang Hukum Mewakilkan Undangan Walimah Al-’Ursh” merupakan hasil penelitian kualitatif dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan terkait bagaimana hasil keputusan baḥth al-masāil em-ka ke-32 lembaga pesantren Al-Khoziny tentang mewakilkan undangan walimah al-’ursh? dan bagaimana analisis hukum Islam terhadap hasil keputusan baḥth al-masāil em-ka ke-32 lembaga pesantren Al-Khoziny tentang mewakilkan undangan walimah al-’ursh?.Data penelitian dikumpul dengan menggunakan teknik dokumenter. Kemudian, data yang telah terkumpul akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan pola pikir deduktif, ialah teknik analisis dengan memaparkan data hasil keputusan baḥs al-masāil baru kemudian dianalisis menggunakan teori hukum Islam, yaitu pendapat ulama dan kaidah fikih. Selanjutnya dapat diambil suatu kesimpulan. Skripsi ini memuat dua hasil penelitian. Pertama, terkait hasil keputusan baḥth al-masāil em-ka ke-32 lembaga pesantren Al-Khoziny tentang hukum mewakilkan undangan walimah al-’ursh ialah tidak diperbolehkannya mewakilkan undangan walimah al-’ursh, sebab segala perbuatan yang hukumnya fardhu ‘ain ketika uzur tidak dapat diwakilkan dan walimah al-’ursh termasuk dalam ibādah badāniyah mahḍah. Kedua, apabila dianalisis dengan menggunakan pendapat ulama dan kaidah taghayyur al-ahkām bī taghayyur al-azminah wa al-amkinah wa al-ahwāl wa al-niyyāt wa al-awāid dengan dipaparkan alasan yang selaras, maka dengan itu memenuhi undangan walimah al-’ursh dapat diwakilkan kepada orang lain. Selain itu juga, walimah al-’ursh termasuk dalam ibādah ghairu mahḍah karena bentuk ibadahnya dapat dijangkau oleh akal mengenai baik buruknya atau manfaat mudharatnya dalam menghadiri undangan walimah al-’ursh tersebut. Dari hasil penelitian, maka saran yang penulis ajukan ialah lembaga baḥth al-masāil pondok pesantren Al-Khoziny memang telah mempunyai kewenangan dalam memutuskan persoalan yang ada pada saat itu. Akan tetapi, dalam hal mewakilkan undangan walimah al-’ursh, diharapkan metode pengambilan hukum yang digunakan lembaga baḥs al-masāil pondok pesantren Al-Khoziny benar-benar mempertimbangkan dasar-dasar hukum Islam serta menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat yang ada, tidak hanya terpacu pada fikih klasik saja sehingga dapat menghasilkan putusan yang adil dan bermanfaat.