This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Muniroh, Durrotul (2022) Makna qalbun salim dan pengaruhnya terhadap hafalan alqur'an. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Durrotul Muniroh_E93217057.pdf Download (1MB) |
Abstract
Tradisi menghafal Alqur’an telah lama terjadi sejak setelah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu. Allah telah menjamin bagi yang menghafal Alqur’an dengan menganggapnya sebagai keluarga Allah, dan Nabi Muhammad menganggap para penghafal Alqur’an sebagai umat yang paling mulia. Menghafal Alqur’an memiliki berbagai keuntungan, baik di dunia maupun di akhirat. Namun, dalam tiap proses menghafal Alqur’an banyak rintangan dan tantangan yang dihadapi meskipun Allah telah menjamin Alqur’an untuk mudah dihafal. Beberapa orang memutuskan berhenti di tengah jalan karena merasa tidak mampu untuk menghafalnya. Terdapat pula seorang hafiz, akan tetapi perilaku dan wataknya tidak sesuai dengan apa yang telah di hafal, seperti sombong, riya’, dan memanfaatkan kedudukannya sebagai penghafal Alqur’an untuk meraih suatu jabatan. Hal tersebut disebabkan oleh kotornya hati dan ketidaktahuan akan pentingnya menjaga qalbun sali>m dalam menghafal Alqur’an. Oleh sebab itu, penelitian ini diperlukan untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat agar selalu menjaga qalbun salim dalam menghafal Alqur’an, baik ketika masih dalam proses menghafal ataupun menjaga hafalan. Berdasarkan hal tersebut, melalui teori maud}u>’i ditemukan ayat yang berkaitan dengan qalbun sali>m dan menghafal Alqur’an, yaitu pada Surah asy-Syu’ara>’ ayat 89, as}-S}a>ffa>t ayat 84, dan al-Qamar ayat17. Penelitian ini akan membahas mengenai pandangan mufassir mengenai penafsiran qalbun salim dan hafalan Alqur’an. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan sufistik. Melalui hasil pengumpulan makna tersebut, maka dapat diketahui bahwa makna dari qalbun salim adalah hati yang selalu menjaga dari sifat-sifat dan nafsu duniawi seperti, iri, dengki, hasur, dan lain sebagainya. Sedangkan Allah telah menjelaskan dalam Alqur’an bahwa Allah telah memudahkan Alqur’an untuk dihafal. Untuk mencapai kemudahan yang Allah maksud, maka setiap hafiz harus memiliki qalbun salim. Sebagai bukti bahwa hati yang salim berpengaruh pada hafalan Alqur’an, maka diperjelas dengan hasil wawancara kepada beberapa santri penghafal Alqur’an. Dengan demikian kesimpulannya seorang penghafal Alqur’an tidak boleh memiliki sifat-sifat dan nafsu duniawi agar hati tetap suci dan bersih sehingga keadaan hati sangat mempengaruhi keadaan Alqur’an yang di hafal.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Kebersihan Al Qur'an > Mukjizat al Quran Al Qur'an |
||||||||
Keywords: | Qalbun salim; hafalan alqur'an | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir | ||||||||
Depositing User: | Durrotul Muniroh | ||||||||
Date Deposited: | 08 May 2022 04:46 | ||||||||
Last Modified: | 08 May 2022 04:47 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/53029 |
Actions (login required)
View Item |