Analisis kekalahan Mahfudoh-Koeswiyanto pada pemilihan Bupati Bojonegoro Tahun 2018

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Muthoharoh, Ulul (2020) Analisis kekalahan Mahfudoh-Koeswiyanto pada pemilihan Bupati Bojonegoro Tahun 2018. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Ulul Muthoharoh_E04213112.pdf
Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena penyebab kekalahan pasangan Mahfudhoh – Koeswiyanto dalam pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Bojonegoro 2018, pasangan MK (Mahfudhoh-Koeswiyanto) harus kalah dan mengakui keunggulan pasangan Anna Muawanah. Sehingga kegagalan pasangan Mahfudhoh – Koeswiyanto yang sebelumnya telah mendapatkan dukungan dari mantan bupati Suyoto, menarik sekali untuk dikaji, sebab disini menunjukkan bagaimana masyarakat ternyata mampu menyikapi dan memiliki sebuah pilihan dan sikap tersendiri terkait dengan pemilihan tersebut. Penelitian ini termasuk penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang dihadapi berupa pernyataan verbal. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah mengenai faktor penyebab kekalahan pasangan MahfudhohKoeswiyanto dalam pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2018. Hasil dari penelitian ini adalah faktor-faktor penyebab kekalahan Machfudhoh dalam Pilkada Bupati Bojonegoro terdiri dari penyebab internal dan penyebab eksternal. Penyebab internal terdiri dari, pertama kurang kuatnya figur Machfudhoh sebagai seorang pemimpin. Kedua, faktor partai pendukung, basis kekuatan pengaruh partai terhadap konstituen pemilihnya di Bojonegoro tetap lebih kuat PKB dan PDIP dibandingkan gabungan partai pengusung Mahfudhoh yakni Nasdem, PAN dan Hanura. Ketiga, faktor lemahnya modal ekonomi. Sementara faktor internal antara lain, dikarenakan pertama stigma masyarakat yang buruk mengenai dinasti politik itu sendiri. Penyebab kedua adalah faktor ormas pendukung agama, dimana pecahnya suara Muhammadiyah sebagai basis pendukung Machfudhoh dikarenakan sebagian warga Muhammadiyah memiliki pola pikir yang konservatif dan tidak menghendaki adanya pemimpin perempuan.