Pembacaan ayat al-Qur'an pada ritual rukiah mandiri: studi living qur’an di Jami’yyah Ruqyah Aswaja PACNU Porong Kab. Sidoarjo

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Hidayat, Fisal (2022) Pembacaan ayat al-Qur'an pada ritual rukiah mandiri: studi living qur’an di Jami’yyah Ruqyah Aswaja PACNU Porong Kab. Sidoarjo. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Fisal Hidayat_E73218040.pdf
Download (1MB)

Abstract

Jami’yyah Ruqyah Aswaja (JRA) PAC NU Porong merupakan bagian dari lembaga dakwah Jami’yyah Ruqyah Aswaja Pusat, yang di dirikan oleh Allamah ‘Alauddin Shidiqy atau yang kerap disapa Gus Ama’, yang merupakan sayap dari Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama(LDNU), yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU). Berjalan dibidang dakwah dalam pengobatan Bil Quran dan Sunnah Nabi, dengan menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw sebagai obat yang pertama dan utama bagi berbagai penyakit. Penelitian ini merupakan penelitian dengan model penelitian Living Qur’an, yang memfokuskan kajiannya pada segi manfaat, kegunaan dan implementasi Al-Qur’an pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Oleh karena itu, dilakukannya penelitian terhadap pembacaan ayat Al-Qur’an pada ritual rukiah mandiri di Jami’yyah Ruqyah Aswaja PAC NU Porong. Pembacaan ayat Al-Qur’an bertujuan sebagai obat (Syifa’) yang utama dan pertama dalam penyakit medis maupun non medis. Adanya penelitian ini diharap dapat meningkatkan kesadaran pada masyarakat dan pembaca untuk senantiasa berinteraksi dan mengutamakan Al-Qur’an serta Sunnah Nabi Saw sebagi obat yang utama dan pertama. Penelitin berjenis penelitin lapangan (field research), yang berarti penelitian ini mangambil data primer melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian data tersebut dianalisis dalam tiga tahapan yaitu, reduksi, penyajian dan verifikasi data. Berdasar hasil penelitian, ditemukan bahwa prosesi pembacan ayat Al-Qur’an pada ritual rukiah mandiri menggunakan metode rukiah standar JRA. dan dalam memaknai prosesi mupun ayat rukiah tersebut baik pasien dan praktisi memahami sebagai obat yang utama serta bentuk permohonan untuk kesembuhan dan perlindungan diri dari berbagai gangguan kepada Allah Swt.