Problematika pembelajaran pendidikan agama Islam bagi siswa berkebutuhan khusus di SMPN 13 Surabaya

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Al Watsiqoh, Mila Haibatu (2022) Problematika pembelajaran pendidikan agama Islam bagi siswa berkebutuhan khusus di SMPN 13 Surabaya. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Mila Haibatu Al Watsiqoh_D71218079.pdf
Download (1MB)

Abstract

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah demisioner coordinator inklusi, GPK psikologi, GPK mapel PAI, dan siswa berkebutuhan khusus. penggalian data dilakukan dngan melaksanakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti menggunakan Teknik analisis data Milles, Huberman, dan Saldana yakni proses pengelohana data melalui tiga tahap, yaitu kondensasi data (data condensation), penyajian data (data display), penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verivication). Hasil penelitian ini diperoleh bahwa, (1) penerapan pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi siswa berkbutuhan khusus di SMPN 13 Surabaya melibatkan tiga macam Guru Pendamping Khusus (GPK) yakni GPK mapel PAI, GPK psikologi dan GPK PLB. Tempat belajar khusus siswa ABK disebut dengan ruang pintar, Siswa dibagi dalam kategori A, B, dan C. Pembagian pembelajaran dibagi sesuai kategori siswa, siswa C adalah siswa yang secara penuh belajar diruang pintar. Tujuan adanya program inklusi adalah agar memudahkan anak berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan yang layak tanpa harus bersekolah di SLB. (2) problematika pembelajaran PAI pada siswa berkebutuhan khusus dapat dikelompokkan menjadi dua yakni problem internal dan eksternal. Internal yang berasal dari diri siswa sendiri yakni kekhususan yang mereka sandang termasuk suasana hati yang tidak stabil. Problem eksternal yang berasal dari luar diri siswa seperti lingkungan keluarga yang kurang kooperatif, teman-teman mereka yang terkadang mengejek, serta tenaga pendidik yang tidak semaksimal di SLB, sarana prasarana yang masih kurang. (3) Dalam mengatasi problem-problem tersebut sekolah memiliki strategi tersendiri, seperti home visit, menerapkan prinsip pembelajaran bagi siswa ABK, sosialisasi dan memberikan pengertian kepada siswa reguler, GPK melakukan worksop/pelatihan dalam meningkatkan keprofesinalan guru.