This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Kurniawan, Hendrik (2022) Analisis siyasah dusturiyah terhadap mekanisme pengangkatan anggota TNI/Polri aktif dalam menduduki jabatan sipil penjabat Kepala Daerah Gubernur, Bupati/Walikota. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Hendrik Kurniawan_C94218079 ok.pdf Download (2MB) |
Abstract
Pendekatan perundang-undangan (Statute Aprroach) digunakan dalam penelitian skripsi ini, dengan bahan hukum primer atau sekunder dikumpulkan melalui kajian kepustakaan (library research) selanjutnya bahan-bahan hukum yang ada dianalisis dengan menggunakan teori good governace dan teori fiqh siya ̅sah dustu ̅ri ̅yah. Hasil analisis dituangkan secara sistematis untuk dapat menjawab permasalahan mekanisme pengangkatan anggota TNI/Polri aktif dalam menduduki jabatan sipil.Hasil penelitian ini yang pertama menjelaskan bahwa mekanisme pengangkatan anggota TNI/Polri aktif tidak diperbolehkan merangkap jabatan sipil sebagai Pj kepala pemerintahan daerah karena bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia yang mengharuskan TNI/Polri aktif untuk mengundurkan/melepas jabatan sebagai TNI/Polri aktif sebelum menjabat sebagai kepala pemerintahan daerah. Apabila tetap dipaksakan TNI/Polri aktif untuk masuk di pemerintahan sebagai Pj kepala daerah yang notabene Pj merupakan representasi jabatan politik maka itu sudah mencederai supremasi sipil. Kedua, Analisis siya ̅sah dutu ̅ri ̅yah menyatakan bahwa mekanisme pengisian jabatan sipil masuk dalam pembahasan sulta ̅h tashri ̅’i ̅yah di mana dalam hal ini legislatif mempunyai wewenang dalam membuat suatu Undang-Undang yang telah disesuaikan dengan masing-masing instansi baik TNI/Polri maupun Undang-Undang Pilkada. Berdasarkan hasil penelitian di atas pemerintah dapat memaksimalkan masyarakat sipil (non militer) yang berpangkat tinggi madya sebagai Gubernur dan pangkat tinggi pratama sebagai Bupati/Walikota sebagaiPj kepala daerah. Kemendagri dapat memaksimalkan hasil evaluasi di setiap tiga bulan sekali. Hal ini dilakukan agar tidak membuka kembali otoritarisme kepemimpinan yang didominasi oleh militer. Perlunya melibatkan aspirasi masyarakat daerah dalam proses penunjukkan Pj kepala daerah agar transparansi, akuntabilitas serta partisipasi masyarakat terpenuhi sebagaimana dalam prinsip-prinsip good governance.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Hukum Islam Hukum > Hukum Tata Negara |
||||||||
Keywords: | Pengisian jabatan sipil TNI/Polri; kepala daerah | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Tata Negara Islam | ||||||||
Depositing User: | Hendrik Kurniawan | ||||||||
Date Deposited: | 22 Sep 2022 07:46 | ||||||||
Last Modified: | 18 Oct 2023 04:24 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/54608 |
Actions (login required)
View Item |