Gaya komunikasi guru Kelompok B dalam proses pembelajaran di RA Muslimat NU 10 Banin-Banat Gresik

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Sari, Linda Puspita (2022) Gaya komunikasi guru Kelompok B dalam proses pembelajaran di RA Muslimat NU 10 Banin-Banat Gresik. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Linda Puspita Sari_D09217015 ok.pdf
Download (3MB)

Abstract

Komunikasi merupakan salah satu faktor yang sangat mendukung dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran di taman kanak-kanak memerlukan ragam komunikasi antara guru dengan peserta didik agar menciptakan proses belajar mengajar yang efektif, dan dapat memberikan renspon positif pada peserta didik saat proses belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya komunikasi guru kelompok B dalam proses pembelajaran di RA Muslimat NU 10 Banin-Banat Gresik, serta untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat komunikasi guru dalam proses pembelajaran pada anak didik kelompok B di RA muslimat Nu 10 banin- banat Gresik. Metode dalam penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yakni observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang sudah ditemukan akan dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan Triangulasi data, perpanjangan keikut sertaan, tekun mengamati. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya komunikasi yang dilakukan adalah dengan mengkombinasikan gaya komukasi argumentative style, Attentive style, precise style, friendly style, open style, lisan, gerak tubuh. Adapun faktor pendukung komunikasi saat proses pembelajaran yakni penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh peserta didik, serta penggunaan madia pembelajaran yang dapat mendukung penyampaian materi sehingga materi lebih mudah dipahami. Sedangkan faktor penghambat komunikasi guru kelompok B saat proses pembelajaran yaitu kestabilan emosi baik pendidik maupun peserta didik, adanya suara bising kendaraan di sekitar sekolah, penggunaan intonasi yang tinggi saat berkomunikasi tinggi serta penggunaan kata-kata yang belum pernah didengar anak didik.