Pandangan Husein Ja’far Al-Hadar tentang spiritualisme Muslim Milenial: hermeneutika gadamer terhadap konten video pada kanal youtube jeda nulis

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Huda, Muhammad Agung Nur (2022) Pandangan Husein Ja’far Al-Hadar tentang spiritualisme Muslim Milenial: hermeneutika gadamer terhadap konten video pada kanal youtube jeda nulis. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Muhammad Agung Nur Huda_E07218019 fix.pdf
Download (1MB)

Abstract

Skripsi ini membahas tentang pandangan Husein Ja’far Al-Hadar terhadap spiritualisme generasi Muslim Milenial dan hermeneutika Gadamer terhadap konten video pada kanal Youtube Jeda Nulis. Adapun yang melatar belakangi penelitian ini adalah karena cepatnya arus globalisasi dan perkembangan zaman mengakibatkan pergeseran nilai moral, nilai sosial maupun literasi keislaman dalam generasi Muslim milenial. Hal tersebut berdampak berupa krisis identitas, etika, nilai moral, dan spiritual. Terjadinya krisis-krisis inilah yang kemudian dapat berdampak pada kehidupan generasi Muslim milenial. Adapun dalam penelitian ini yang menjadi rumusan problem akademik sebagai berikut: 1) Bagaimana perspektif Husein Ja’far Al-Hadar mengenai pola hidup Muslim Milenial?. 2) Bagaimana spiritualisme Husein Ja’far Al-Hadar jika ditinjau dalam hermeneutika Hans-Georg Gadamer?. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pandangan Husein Ja’far Al-Hadar serta jika ditinjau dalam hermeneutika Hans-Georg Gadamer. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan studi kepustakaan atau library research dengan pendekatan analisis hermeneutika Hans-Georg Gadamer. Hasil dari penelitian ini ditemukan sebagai berikut: pertama, spiritualisme perspektif Husein Ja’far adalah suatu pendekatan dalam melihat segala sesuatu dengan kacamata hati, maka dari itu seseorang membutuhkan yang namanya suluk untuk upaya sebagai pembersihan hati agar dapat menjadi sumber epistemologi bagi manusia untuk melihat segala permasalahan dan mencari solusi bagi manusia. Kedua, peleburan horizon antara penutur dan penafsir menghasilkan makna atau pemahaman baru, yaitu spiritualisme mampu membebaskan generasi Muslim milenial dari alienasi, spiritualisme menjawab kebutuhan generasi Muslim milenial, spiritualisme sebagai terapi menghadapi krisis generasi Muslim milenial