This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Chabibi, Muhammad (2022) Komodifikasi agama dalam PILKADA: studi netnografi terhadap GNPF-MUI dan tim pemenangan pasangan calon di PILKADA DKI Jakarta 2017. PhD thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
M. Chabibi_F53416021.pdf Download (5MB) |
Abstract
PILKADA DKI Jakarta 2017 merepresentasikan adanya gejala sosial politik yang menjadikan agama sebagai komoditas publik demi terpenuhinya kepentingan politik dan kekuasaan ekonomi yang dilakukan oleh GNPF-MUI dan tim pemenangan pasangan calon di PILKADA DKI Jakarta 2017. Secara teknis, disertasi ini menjawab dua problematika utama dalam PILKADA DKI 2017 tersebut, yaitu: Bagaimana GNPF-MUI dan tim pemenangan pasangan calon melakukan komodifikasi agama dalam PILKADA DKI 2017? Mengapa serta apa motif mereka melakukan komodifikasi agama dalam PILKADA DKI Jakarta 2017?. Penelitian ini menerapkan studi netnografi sebagai cara melacak, mengamati dan memahami data serta informasi tentang dua kelompok utama; GNPF MUI dan tim pemenangan pasangan calonnya di PILKADA DKI Jakarta 20017 yang terekam dan tersebar di dunia maya seperti website, Instagram, dan Youtube. Dalam analisisnya, penelitian ini menggunakan pendekatan political economy, dengan meminjam dua landasan teori utama; teori speech-act dalam tindakan komunikatif dan tindakan kolektif. Disertasi ini mempunyai kesimpulan: Pertama, komodifikasi agama di PILKADA DKI Jakarta 2017 terjadi melalui tiga fase; fase friksi, fase penguatan dan fase bangkit dengan dua bentuk komodifikasi agama dari GNPF-MUI dan tim pemenangan pasangan calonnya. Bentuk pertama lahir dari GNPF-MUI melalui penggunaan sejumlah ayat al-Qur’an yang tematik dengan ideologi anti pemimpin kafir, penggunaan masjid sebagai ruang dakwah politik, gerakan subuh berjema’ah sebagai pembanding serangan fajar dari tim sukses calon, khotbah jum’at, tamasya al-maidah dan spanduk fatwa penolakan shalat jenazah bagi pendukung Ahok. Bentuk kedua lahir dari tim pemenangan pasangan calonnya melalui penampilan-diri secara simbolis dengan pakaian baju putih dan peci hitam, serta melalui penampilan-diri secara ekspresif dengan branding personal sebagai pemimpin soleh, pemimpin muslim dan pemimpin bela agama Islam. Kedua, komodifikasi agama di PILKADA DKI Jakarta 2017 mempunyai makna GNPF-MUI mereproduksi komoditas politik dalam agama yang berorientasikan keberhasilan pemahaman dakwah Islam politik dan makna tim pemenangan pasangan calonnya adalah reproduksi komoditas agama dalam politik yang berorientasikan keberhasilan tujuan politik elektoral. Tindakan komodifikasi agama tersebut memiliki motif konflik ideologi, rasionalitas moral politik, mitigasi politik, motif hegemoni politik ulama 212 dan motif insentif ekonomi sehingga motif-motif tersebut memunculkan implikasi secara ekonomi politik yaitu islamic political engagement dan new-market disruption dengan 212 market.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (PhD) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Politik > Politik Islam Partai Politik Pemilihan Umum |
||||||||||||
Keywords: | PILKADA; politik dan agama; komodifikasi agama | ||||||||||||
Divisions: | Program Doktor > Studi Islam | ||||||||||||
Depositing User: | Muhammad Chabibi | ||||||||||||
Date Deposited: | 31 Oct 2022 01:27 | ||||||||||||
Last Modified: | 31 Oct 2022 01:27 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/57507 |
Actions (login required)
View Item |