Pengaruh etika protestan terhadap semangat kapitalisme jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan Sidoarjo

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Maulana, Yusuf (2022) Pengaruh etika protestan terhadap semangat kapitalisme jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan Sidoarjo. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Yusuf Maulana E92217077 ok.pdf
Download (1MB)

Abstract

Max Weber mengatakan bahwa Protestan mendorong pemeluknya untuk memaksimalkan pekerjaan di dunia, karena hal itu menjadi gambaran bagaimana kelak keberadaan mereka di akhirat. Keberuntungan dan kesuksesan di dunia adalah cermin dari kesuksesan di akhirat. Skripsi ini bertujuan mengetahui bagaimana pemahaman dan praktik jemaat GKJW Sidoarjo terkait dengan etika Protestan dan semangat kapitalisme dalam kehidupan keseharian mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berpijak pada hasil wawancara dan observasi. Konsep kapitalisme Max Weber menjelaskan bahwa perekonomian harus didasari oleh agama. Meski demikian, pandangan Weber tetap mengandung unsur-unsur kapitalisme yang menempatkan praktik ekonomi untuk mencari keuntungan. Max Weber juga mengajarkan bahwa praktik mengejar dan memperoleh keuntungan tidak boleh kemudian melupakan tuhan, semisal dengan cara untuk bersedekah dan membantu bagi yang membutuhkan. Penelitian ini menunjukkan beberapa hal. Pertama, masyarakat bisa lebih terbuka lagi wawasannya tentang dogma agama lain terkait etos kerja. Kedua, Mereka menganggap bekerja merupakan bagian dari ibadah, yang bila dilakukan dengan tulus maka sama halnya dengan para pendeta yang melakukan pekerjaannya dengan tulus. Seorang pekerja bisa dekat dengan tuhan melalui etos kerja dari pekerjaannya. Ketiga, pemahaman etika Protestan di GKJW Sidoarjo memang tidak sama persis seperti dengan teori Max Weber, namun terdapat doktrin-doktrin gereja yang mengarah kepada etika Protestan, seperti konsep GKJW terkait kemandirian dan menjadi berkat. Ajaran ini menginginkan jemaat agar bisa hidup mandiri, mencukupi kehidupannya sendiri, serta mampu menjadi berkat untuk lingkungan sekitarnya. Keempat, penerapan kapitalisme memilik perbedaan di tiap gereja. Hal ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa tidak semua gereja memercayai dan mengetahui karya Weber.