Konstruksi gelar kiai: studi profil kiai Minhajul Abidin, pengasuh Pondok Pesantren Karang Sawo Paciran Lamongan

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Nandiyah, Renisa Dwi (2022) Konstruksi gelar kiai: studi profil kiai Minhajul Abidin, pengasuh Pondok Pesantren Karang Sawo Paciran Lamongan. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Renisa Dwi Nandiyah_E92218090.pdf
Download (2MB)

Abstract

Kiai merupakan seorang yang memiliki pengaruh besar sekaligus menjadi komponen penting dalam kemajuan dan perkembangan sebuah agama. Dalam Islam, kiai sangat dibutuhkan untuk menjadi figur pemimpin sekaligus panutan dalam kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan yang terjadi pada Kiai Minhajul Abidin selaku Pengasuh Pondok Pesantren Karang Sawo Paciran Lamongan. Figur Kiai Minhajul Abidin diketahui selain menjadi seorang pemimpin pondok pesantren dia juga memiliki image yang baik di masyarakat karena keahliannya dalam bidang pengobatan non medis. Dalam skripsi ini peneliti akan menjelaskan bagaimana strategi yang dilakukan oleh Kiai Minhajul Abidin dalam mengonstruksi gelar kiai pada dirinya. Dengan fokus pembahasan pada tiga rumusan masalah yakni pertama, bagaimana Kiai Minhajul Abidin melakukan eksternalisasi gelar kiai pada dirinya. Kedua, bagaimana Kiai Minhajul Abidin melakukan objektivasi gelar kiai pada dirinya. Ketiga, Bagaimana kiai Minhajul Abidin melakukan internalisasi gelar kiai pada dirinya. Dalam skripsi ini peneliti menggunakan teori Petter L Berger dan Thomas Luckman tentang konstruksi sosial yang dirasa cukup relevan untuk menganalisa fenomena sosial keagamaan dalam penelitian ini. Sehingga dapat diketahui bahwa dalam kepenulisan skripsi ini peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi agama dengan metode pengumpulan data yang digunakan dalam menggali informasi baik di lapangan maupun diluar lapangan antara lain; melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan data temuan lapangan dapat diketahui bahwa kiai Minhajul Abidin mengkontruksi gelar kekiaiannya dengan menggunakan berbagai strategi atau metode seperti, mendirikan pondok pesantren, menceritakan latar belakang pendidikan pondok pesantren, meyakinkan masyarakat mengenai historiografi kekiaiannya dan lain sebagainya.