This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Annisa, Nidya Aulia Nur (2022) Perbandingan status mutu air menggunakan metode indeks pencemaran sebelum dan sesudah penambahan koagulan biji kelor: studi kasus di sungai mahakam, Samarinda. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
This is the latest version of this item.
Text
Nidya Aulia Nur Annisa_H75218034.pdf Download (3MB) |
Abstract
Sungai Mahakam merupakan sungai yang berperan penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat sekitar dan juga sebagai sumber air baku PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda. Selain itu, sungai ini juga menjadi sarana transportasi penumpang serta jalur bagi kapal tongkang yang membawa batu bara. Hal ini memungkinkan adanya pencemaran yang terjadi di sungai ini. Kondisi fisik yang menunjukkan warna air yang keruh serta tumbuhnya tumbuhan eceng gondok di sepanjang aliran sungai. Dari permasalahan di atas, ditentukannya status mutu air sungai sangat diperlukan untuk pedoman pengendalian pencemaran di Sungai Mahakam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dan status mutu air sungai mahakam sebelum dan sesudah penambahan koagulan alami biji kelor serta dosis optimum koagulan biji kelor untuk meningkatkan kualitas air sungai mahakam dan membandingkan status mutu air sebelum dan sesudah pengolahan. Metode yang digunakan untuk menentukan status mutu air sungai pada penelitian ini yaitu Indeks Pencemaran. Parameter yang digunakan pada penelitian ini yaitu pH, suhu, TDS, TSS, COD, BOD dan Pb (Timbal). Dari hasil pengujian, seluruh parameter pada ketiga titik telah memenuhi baku mutu, terkecuali COD dan BOD. Hasil status mutu air Sungai Mahakam pada ketiga titik termasuk dalam kategori “tercemar ringan”. Untuk meningkatkan kualitas air, dilakukan proses Jar Test menggunakan koagulan alami serbuk Biji Kelor (Moringa oleifera). Status mutu air Sungai Mahakam setelah proses Jar Test berada telah berada dalam kategori “memenuhi baku mutu” jika diberi dosis sebesar 25 gr pada titik 1, dan dosis 20 gr pada titik 2 dan 3. Dosis koagulan serbuk biji kelor yang optimum untuk menyisihkan konsentrasi COD pada titik 1 yaitu dosis 25 gr dengan penurunan 52,7%, titik 2 pada dosis 20 gr dengan penurunan 51,7%, titik 3 pada dosis 25 gr dengan penurunan 51,1%. Dosis yang optimum untuk menurunkan konsentrasi BOD pada titik 1 yaitu dosis 20 gr dengan penurunan 50,7%, titik 2 pada dosis 20 gr dengan penurunan 51,3%, titik 3 pada dosis 15 gr dengan penurunan 50,2%. Sedangkan untuk parameter TDS, TSS, pH, suhu dan Timbal tidak memiliki dosis optimum.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Teknik Lingkungan | ||||||||||||
Keywords: | kualitas air; indeks pencemaran; pencemaran sungai | ||||||||||||
Divisions: | Fakultas Sains dan Teknologi > Studi Tehnik Lingkungan | ||||||||||||
Depositing User: | Nidya Aulia Nur Annisa | ||||||||||||
Date Deposited: | 09 Nov 2022 06:34 | ||||||||||||
Last Modified: | 09 Nov 2022 06:34 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/58121 |
Available Versions of this Item
- Perbandingan status mutu air menggunakan metode indeks pencemaran sebelum dan sesudah penambahan koagulan biji kelor: studi kasus di sungai mahakam, Samarinda. (deposited 09 Nov 2022 06:34) [Currently Displayed]
Actions (login required)
View Item |