Pemberdayaan anak-anak komunitas hutan untuk pemenuhan hak pendidikan di Galung-Galung Desa Rompegading Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros Sulawesi Selatan

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Amir, Musyrifa (2022) Pemberdayaan anak-anak komunitas hutan untuk pemenuhan hak pendidikan di Galung-Galung Desa Rompegading Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Musyrifa Amir_B52218041.pdf
Download (4MB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang sulitnya akses komunitas Galung-galung dalam menempuh pendidikan. Setiap hari sekolah mereka harus berjalan kaki selama satu jam lebih dengan jarak tempuh 3413 kilometer, mereka mulai berangkat ke sekolah sekitar pukul 05 dini hari dengan menyeberangi sungai, persawahan, dan hutan belantara untuk sampai ke sekolah terdekat. Sebelumnya masih terdapat sekolah di Galung-galung yang dibangun berdasarkan swadaya masyarakat dan legalitas dari yayasan sehingga anak-anakmdapat mengikuti ujian dan memiliki ijazah, namun pada Juli 2022 sekolah ini resmi ditutup dan setelahnya tidak ada lagi kegiatan belajar. Dengan kondisi itu terdapat lima peserta didik yang terpaksa putus sekolah. Maka dari itu pendampingan ini dilakukan guna mengembalikan proses belajar yang sekaligus menjadi semangat baru khususnya bagi mereka yang putus sekolah. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu metode Participatory Action Research (PAR) dengan pendekatan partisipasi masyarakat. Proses pendampingan dilakukan sepenuhnya melibatkan masyarakat mulai dari pemetaan awal, pendataan, wawancara mendalam, focus group discussion (FGD) menentukan rencana aksi dan proses aksi, serta evaluasi refleksi. Dengan pendekatan ini proses pendampingan dapat berkelanjutan sebab masyarakat yang menjadi pelaku utama dalam riset aksi ini. Hasil dari dampingan yang dilakukan terdiri dari tiga program utama yaitu mengaktifkan kegiatan belajar yang lama terhenti, kemudian melakukan kampanye membangun kesadaran kritis masyarakat akan pentingnya pendidikan, dan mediasi advokasi kepada pemerintah desa sebagai bentuk perlindungan masyarakat Galung-galung yang sering kedatangan pihak luar untuk merevitalisasi pendidikan namun tidak ada koordinasi berkelanjutan dan partisipatif kepada semua pihak yang terlibat.