Sejarah dan perkembangan kentrung Sunan Drajat sebagai kesenian Islam di Kabupaten Lamongan

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Ulum, Mochamad Bachrul (2022) Sejarah dan perkembangan kentrung Sunan Drajat sebagai kesenian Islam di Kabupaten Lamongan. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Mochamad Bachrul Ulum_A02217024 ok.pdf
Download (2MB)

Abstract

Skripsi ini berjudul “Sejarah dan Perkembangan Kentrung Sunan Drajat Sebagai Kesenian Islam di Kabupaten Lamongan” fokus penelitian skripsi ini meliputi; (1) Bagaimana sejarah kesenian Kentrung Sunan Drajat di Kabupaten Lamongan? (2) Bagaimana bentuk dari pertunjukan Kentrung Sunan Drajat Lamongan? (3) Bagaimana perkembangan dan nilai yang terkandung dalam kesenian Kentrung Sunan Drajat Lamongan?. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari tahap heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Dan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan diakronik yang bertujuan untuk berfikir secara kronologis, menganalisa suatu peristiwa yang diurutkan berdasarkan waktu kejadiannya. Sedangkan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori antropologi kognitif yang banyak dikembangkan oleh Ward. H. Goodenough. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa : 1) seni Kentrung Sunan Drajat pertama kali dikenalkan oleh KH. Khusairi pada tahun 1991 yang berasal dari Desa Solokuro Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan yang termotivasi dari pertunjukan Kentrung jalanan milik Mbah Marko. 2) Kentrung Sunan Drajat dimainkan oleh satu orang dalang yang sekaligus memainkan musik berupa rebana, cerita khas yang dibawakan dalang adalah kisah perjuangan Sunan Drajat dalam penyebaran Islam di wilayah Lamongan. 3) Nilai-nilai yang terkandung dalam pertunjukan ketrung Sunan Drajat adalah Nilai Akidah, Syariat, Akhlak, dan Budaya. Kurangnya regenerasi untuk melestarikan kesenian Kentrung di Lamongan menjadikan kesenian ini redup dan tergerus modernitas.