This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Fikri, Moch (2023) Analisis hukum Islam terhadap pemaknaan nusyuz menurut pandangan masyarakat Desa Banjar Kec. Galis Kab. Bangkalan. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Moch Fikri _C01218017.pdf Download (4MB) |
Abstract
Skripsi ini berjudul “Analisis Hukum Islam Terhadap Pemaknaan Nusyuz Menurut Pandangan Masyarakat Desa Banjar Kec. Galis Kab. Bangkalan”, penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan bagaimana pandangan masyarakat setempat terkait nusyuz dan bagaimana analisis hukum Islam terhadap pandangan masyarakat terkait nusyuz. Skripsi ini merupakan penelitian empiris yang teknik pengumpulan datanya menggunakan studi lapangan yaitu wawancara. Teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi yang kemudian wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini data diperoleh dari hasil wawancara masyarakat setempat, selanjutnya data yang telah terkumpul diolah dan dianalisis menggunakan teknik deskriptif dengan pola pikir induktif. Penelitian ini menggunakan pendekatan konseptual dengan peraturan perundang-undangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwasannya ada dua perbedaan dalam pemaknaan nusyuz menurut masyarakat tersebut. Ada yang beranggapan bahwa nusyuz adalah tindakan yang tidak menghargai seorang suami serta pendapat lainnya beranggapan bahwa nusyuz hanya ada untuk istri saja tidak adanya nusyuz suami. Namun keduanya sama-sama menyatakan bahwa tidak adanya nusyuz yang berlaku pada seorang suami. Sedangkan, jika dianalisis menggunakan hukum Islam, seperti nash dari Al-Qur’an, As-Sunnah, pendapat para ulama dan Kompilasi Hukum Islam, maka ditemukan kesesuaian dan tidak kesesuaian. Kesesuainnya banyak nash Al-Quran yang hanya membahas nusyuz istri saja namun ada juga yang membahas mengenai nafkah seperti surat At-Thalaq yang bisa ditujukan seorang suami maupun istri. Namun terdapat ketidak sesuaian jika mengacu pada Kompilasi Hukum Islam dan pendapat ulama mazhab yang mengatakan bahwasannya hak dan kewajiban seorang suami dan istri adalah seimbang. Hak istri akan gugur jika istri berperilaku nusyuz bahkan sebaliknya. Sebagai saran, maka perlunya pandangan baru dalam menentukan suatu hukum. Sehingga tidak hanya fokus pada sumber satu saja atau adat istiadat setempat, namun bisa melihat dibalik masalah yang telah terjadi. Dengan berbagai sumber yang diperoleh mereka akan dapat mempertimbangkan bahwasannya tindakan nusyuz atau “membangkang” dalam rumah tangga tidak dibenarkan oleh hukum, hal tersebut bisa saja dilakukan oleh seorang suami maupun istri maupun keduanya tanpa melihat kedudukan suami lebih tinggi dari pada istri.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Hukum Islam | ||||||||
Keywords: | Hukum Islam; nusyuz; | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam | ||||||||
Depositing User: | Moch Fikri Fikri | ||||||||
Date Deposited: | 23 Feb 2023 07:52 | ||||||||
Last Modified: | 23 Feb 2023 07:52 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/59396 |
Actions (login required)
View Item |