This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Maryam, Zuhrotul (2023) Fitrah dan intuisi: studi komparatif penafsiran Quraish Shihab dan konsep intuisi Henri Bergson. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Zuhrotul Maryam_E73219071 ok.pdf Download (3MB) |
Abstract
Fitrah dalam konotasi pemahamannya, dipahami sebagai sesuatu yang suci, karakter dasar atau awal penciptaan. Umumnya penafsiran fitrah hanya dianalisis secara etimologi dan terminologi nya. Pada penelitian ini, fitrah akan dikomparasikan dengan intuisi. Oleh karena itu, penelitian ini akan meneliti bagaimana penafsiran fitrah dalam tafsir al Misbah?, bagaimana pula makna dan konsep intuisi Henri Bergson? serta bagaimana studi komparatif penafsiran Quraish Shihab terhadap fitrah dan konsep Henri Bergson tentang intuisi? Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan library research melalui model kajian interdisipliner. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi melalui analisis data deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah Tafsir Al-Misbah sebagai analisis penafsiran fitrah, dan Time and Free Will, Creative Evolution, dan beberapa karya Henri Bergson sebagai analisis konsep Intuisi, serta beberapa buku, jurnal dan artikel terkait penelitian ini yang berjudul “Fitrah dan Intuisi (Studi Komparatif Penafsiran Quraish Shihab dan Konsep Intuisi Henri Bergson)”. Adapun hasil dari penelitian ini adalah; Pertama, fitrah dalam tafsir Al-Misba>h dikuatkan sebagai khilqah yang dimaksud karakter beragama Islam. Quraish Shihab menjelaskan melalui analisis para mufassir terdahulu, salah satunya Thabathaba’i yang menyatakan bahwa agama sejatinya adalah hakikat sistem kemanusia yang paling manusia. disamping itu analisis fitrah dalam tafsir Al-Misba>h juga dianalisis melalui pendekatan penelitian ilmiah god spot yang dilakukan oleh Tim Universitas Calivornia. Kedua, Intuisi Henri Bergson secara hakikatnya adalah komponen agama. Sebagaimana Abdul Munjid yang juga menyatakan bahwa intuisi adalah agama. Maka, kontruksi konsep Henri Bergson sesuai konsep spritual. Ketiga, dengan demikian jika fitrah adalah agama lalu intuisi adalah potensi yang berasal dari spritual. Maka fitrah dan intuisi secara kontruksi epistemologisnya memiliki nilai dan tujuan yang sama yakni sikap spritualitas keagamaan. Fitrah dan intuisi juga bersifat sebagai potensial manusia, yang apabila keberadaan nya dipelihara akan mendukung fitrah yang salimah dan intuisi yang mapan. Demikian akan dijelaskan rinci dalam penelitian ini.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Al Qur'an | ||||||||
Keywords: | Fitrah; intuisi; Tafsir Al Misbah; Henri Bergson | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir | ||||||||
Depositing User: | Zuhrotul Maryam | ||||||||
Date Deposited: | 09 Mar 2023 02:30 | ||||||||
Last Modified: | 09 Mar 2023 02:30 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/59474 |
Actions (login required)
View Item |