Studi komparatif pemikiran hukum Yusuf Al Qaradawi dan Muhammad ibn Salih Al Uthaymin tentang nyanyian dan alat musik

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Assauri, Sufyan (2023) Studi komparatif pemikiran hukum Yusuf Al Qaradawi dan Muhammad ibn Salih Al Uthaymin tentang nyanyian dan alat musik. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Sufyan Assauri_C06216019 ok.pdf
Download (3MB)

Abstract

Skripsi yang berjudul Studi Komparatif Istinbat Hukum Yusuf al-Qaradawi dan Shalih al-Uthaymin tentang Nyanyian dan Alat Musik ini berfokus pada kajian perbandingan pendapat tentang alat musik dan nyanyian oleh dua ulama yang berseberangan pendapat. Penelitian ini berfokus pada pembahasan; 1) Bagaimana persamaan dan perbedaan pandangan Yusuf al-Qaradawi dan Shalih al-Uthaymin tentang nyanyian dan alat musik? dan 2) Bagaimana persamaan dan perbedaan metode istinbat hukum al-Qaradawi dan Shalih al-Uthaymin tentang nyanyian dan alat musik? Penelitian ini merupakan penelitian normatif berbasis literatur yang menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis dan pola pikir deduktif. Sumber data dalam penelitian ini diambil dari literatur dari dua pendapat yang berbeda, yakni pendapat dari al-Qaradawi dan al-Uthaymin. Kemudian pendapat tersebut juga dianalisis dengan pendekatan konsep yang dikomparasikan dari sudut pandang istinbat masing-masing ulama. Pada penelitian ini ditemukan dua perbedaan mendasar mengenai hukum nyanyian dan alat musik dari masing-masing ulama. Al-Qaradawi memandang bahwa hukum alat musik dan nyanyian adalah mubah selama tidak dipergunakan sebagai media untuk bermaksiat. Al-Qaradawi menganggap alat musik dan nyanyian sebagai benda yang tidak melekat padanya hukum. Sedangkan di sisi al-Uthaymin mengharamkan secara mutlak alat musik dan nyanyian berdasarkan hadis Nabi Saw. Dari kedua istinbat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa perbedaan tersebut diakibatkan dari perbedaan mendasar metode istinbat yang digunakan oleh masing-masing ulama tersebut sehingga menimbulkan produk hukum yang berbeda pula. Tentu perbedaan pendapat menjadi hal yang lumrah di kalangan para ulama dan pastinya umat muslim tidak perlu berseteru memperdebatkan perbedaan pandangan mengenai alat musik dan nyanyian tersebut.