This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Hasanah, S. Arifatul (2023) Kesetiaan pengikut Tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah Al Ustmaniyah pada Mursyid yang sudah wafat dapat mencapai Ma’rifat di Desa Metatu Benjeng Gresik. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
S. Arifatul Hasanah_E07218031 OK.pdf Download (403kB) |
|
Text
S. Arifatul Hasanah_E07218031 Full.pdf Restricted to Repository staff only until 29 December 2026. Download (2MB) |
Abstract
Skripsi ini mengkaji tentang kesetiaan pengikut Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah al Ustmaniyah mengenai mursyid yang sudah wafat. Dewasa ini, keberadaan seorang mursyid semakin lama semakin berkurang. Salah satu sebabnya karena faktor takdir (kematian), yang mana tidak semua mursyid yang telah wafat langsung memiliki penggantinya. Hal itu dapat mengingat bahwa syarat menjadi seorang mursyid tidaklah mudah. Namun, ketiadaan guru mursyid di dalam suatu tarekat tak membuat para pengikutnya berhenti untuk mengamalkan ajarannya. Bahkan, mursyid yang telah wafat tersebut tetaplah dianggap sebagai guru spiritual mereka yang dapat menuntunnya menuju Allah. Oleh karena itu, pada penelitian ini mengangkat rumusan masalah, 1) Bagaimana pemahaman pengikut tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah Al-Utsmaniyah dalam memahami mursyid dalam tarekat? 2) Bagaimana kesetiaan pengikut Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah Al-Utsmaniyah untuk mencapai ma’rifat? Metode yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini yaitu metode kualitatif berupa pendekatan deskriptip. Adapun teknik pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan di antaranya sumber primer dan sekunder. Sumber primer yang seluruhnya berasal dari pengikut Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah al-Ustmaniyah dengan memfokuskan lokasinya di Desa Metatu, Benjeng, Gresik sejumlah empat orang yang sudah dibai’at. Lalu, sumber sekunder dari literatur yang relevan dengan topik penelitian. Secara praktek seseorang yang ingin mencapai ma’rifat kehadirat Allah SWT, maka langkah pertama adalah bersungguh-sungguh dengan penuh ketaatan (Jawa: estu atau temen). Jika seseorang itu estu, maka sebelum menghadap kehadirat Allah SWT, ia sudah senang, riang, dan gembira. Lebih-lebih jika sudah wushul dan bertemu kehadirat Allah SWT. Seperti halnya seseorang yang mempunyai kekasih, sebelum bertemu ia sudah mempersiapkan begini dan begitu, sehingga ia lupa pada dirinya. Disamping estu, ikhlas dan tabarri minal hauli wal quwwah, maka hatinya harus merasakan sedih dan pahit saat kemungkaran. Itulah kuncinya. Dengan demikian, Ma’rifat kehadirat Allah SWT adalah merasakan senang, manis dan kesejukan dzikir, aurod, ibadah kehadirat Allah SWT, atau merasakan bahwa ia tidak bisa apa-apa, dan merasa bahwa ibadah yang dilakukan merupakan berkah dan taufiq pertolongan Allah SWT semata.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Aliran Kebatinan Ahlusunnah Waljama'ah Iman Kepada Allah Tasawuf |
||||||||
Keywords: | Kesetiaan; Mursyid; Ma’rifat | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Tasawuf dan Psikoterapi | ||||||||
Depositing User: | S. Arifatul Hasanah | ||||||||
Date Deposited: | 29 Dec 2023 04:18 | ||||||||
Last Modified: | 29 Dec 2023 04:18 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/59500 |
Actions (login required)
View Item |