Persepsi masyarakat Desa Girimulyo Kec Jogorogo Ngawi terhadap Mitos Air Terjun Srambang

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Nisa'a, Sinta Khiyarotun (2023) Persepsi masyarakat Desa Girimulyo Kec Jogorogo Ngawi terhadap Mitos Air Terjun Srambang. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Sinta Khiyarotun Nisa'a_E02219031 OK.pdf
Download (1MB)

Abstract

Mitos Air Terjun Srambang bagian dari kebudayaan yang disebarkan dan diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat Girimulyo dari generasi ke generasi selama bertahun-tahun, namun tetap dipertahankan dan masih percaya sampai sekarang. Air Terjun Srambang mempunyai sumber yang dingin, jernih, serta tawar. Hal inilah yang memunculkan persepsi masyarakat yang berada dari masyarakat desa Girimulyo dan sekitarnya. Terkait dengan fenomena tersebut, terdapat masalah yang menarik untuk di teliti. Permasalahan yang di teliti adalah: 1. Bagaimana kontruksi mitos Air Terjun Srambang di desa Girimulyo kec Jogorogo 2. Bagaimana persepsi masyarakat membangun mitos terhadap Air Terjun Srambang 3. Adakah pengaruh Air Terjun Srambang di lingkungan Puncak gunung Lawu terhadap masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui membangun mitos Air Terjun Srambang di lingkungan Puncak Gunung Lawu terhadap masyarakat 2. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap mitos Air Terjun Srambang di lingkungan Puncak Gunung Lawu terhadap masyarakat 3. Untuk mengetahui pengaruh mitos Air Terjun Srambang di lingkungan Puncak Gunung Lawu terhadap masyarakat. Mitos tersebut dibangun dan diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi sebelumnya kepada generasi saat ini. Berdasarkan mitos tersebut Masyarakat masih percaya adanya Air Terjun Srambang merupakan bekas pemandian 40 bidadari dan bertemunya antara Jaka Tarub dan Dwi Nawang Wulan. Yang sudah menjadi keyakinan masyarakat untuk mempercayai mitos Air Terjun Srambang secara turun-temurun sehingga menjadi budaya. Mereka mempercayai air tersebut memiliki khasiat, yaitu sebagai pengobatan dan bisa menjadikan awet muda jika kita membasuh muka 40kali. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah warga desa Girimulyo Kabupaten Ngawi dan pengunjung yang datang ke sumber Air Terjun Srambang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan teknik triagulasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Mitos Air Terjun Srambang di puncak Gunung Lawu masih dipercaya sampai sekarang, alasan masyarakat masih percaya adalah Air Terjun Srambang merupakan bekas pemandian 40 bidadari yang sudah menjadi keyakinan masyarakat untuk mempercayai mitos Air Terjun Srambang secara turun temurun sehingga menjadi budaya. (2) Persepsi masyarakat terhadap mitos Air Terjun Srambang di lingkungan puncak Gunung Lawu terbagi dalam kelompok- kelompok sosial dalam masyarakat Girimulyo dan masyarakat luar Girimulyo yang memiliki kepercayaan pada mitos Air Terjun Srambang yaitu laki-laki dan perempuan, dari segi usia adalah masyarakat yang sudah tua, dari segi pekerjaan adalah petani dan pedagang, dari segi pendidikan adalah tamatan Sekolah Dasar (3) Terdapat pengaruh mitos Air Terjun Srambang di Puncak Gunung Lawu terhadap masyarakat sekitarnya baik bagi pemilik warung, penyedia jasa objek, maupun jasa parkir.