Mitologi dalam film KKN di Desa Penari karya Awi Suryadi: kajian semiotika Roland Barthes

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Nurhidayah, Siti (2023) Mitologi dalam film KKN di Desa Penari karya Awi Suryadi: kajian semiotika Roland Barthes. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Siti Nurhidayah_A74219034 ok.pdf
Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini berfokus pada mitos yang termuat dalam film KKN di Desa Penari karya Awi Suryadi. Film ini bercerita mengenai enam mahasiswa yang sedang menjalankan tugas akhir yang berupa KKN (Kuliah Kerja Nyata) di sebuah desa terpencil yang penuh dengan kisah-kisah mistis serta mempunyai mitos yang tersembunyi di dalamnya. Karena itulah dalam penulis akan menjelaskan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu (1) bagaimana bentuk cerita yang terdapat pada film KKN di Desa Penari karya Awi Suryadi (2) bagaimana makna denotasi, makna konotasi, dan mitos dalam film KKN di Desa Penari karya Awi Suryadi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif digunakan dalam penelitian ini guna menganalisis serta menggambarkan mengenai makna denotasi, makna konotasi serta mitos yang terbangun pada film KKN di Desa Penari karya Awi Suryadi. Teori yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu teori semiotika milik Roland Barthes tentang denotasi, konotasi, dan mitos. Pendekatan ini diterapkan guna mengungkapkan mitos yang terdapat dalam makna denotasi, konotasi pada film guna bisa dipahami dengan baik. Peneliti menemukan kutipan serta narasi dalam film tersebut yang cocok berdasarkan karakteristik teori. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam film KKN di Desa Penari menceritakan mengenai enam mahasiswa yang sedang menjalankan tugas akhir berupa KKN (Kuliah Kerja Nyata) disebuah desa terpencil. Namun KKN yang mereka jalani tidak berjalan lancar karena serentetan dengan kejadian-kejadian mistis yang berakhir menjadi tragis. Tanda denotatif dan konotatif yang dimunculkan pada film ini meliputi tugu, sesajen, pemakaman, rumah, blangkon, pasar, tari, obor, gamelan, gelang kawaturih, penyembelihan ayam, sanggar dan dapur. Mitos yang hendak dibangun dalam film ini menunjukkan bagaimana kebudayaan masyarakat yang ada di desa tersebut masih dilestarikan.