Manajemen risiko pengembangan Bisnis Agrowisata berbasis kemitraan: studi kasus Agropolis Wonosalam Jombang

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Shofiyah, Ziyadatus (2023) Manajemen risiko pengembangan Bisnis Agrowisata berbasis kemitraan: studi kasus Agropolis Wonosalam Jombang. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Ziyadatus Shofiyah_F02419150.pdf
Download (2MB)

Abstract

penelitian ini bertujuan untuk: pertama, memahami pengembangan bisnis melalui kemitraan di Agropolis Wonosalam Jombang, dan kedua, untuk menganalisis manajemen risiko kemitraan di Agropolis Wonosalam Jombang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif studi kasus. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi pada manajemen dan member Agropolis. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan: pertama, Agropolis Wonosalam melakukan pengembangan bisnis melalui tiga tahap yaitu, ide usaha yang bermula karena adanya potensi untuk membangun bisnis di Wonosalam Jombang, penyaringan ide usaha dengan mengkonsep bisnis kemitraan atau kepemilikan bersama member, dan implementasi rencana usaha dengan merealisasikan konsep ide bisnis tersebut. Bisnis yang dilakukan Agropolis Wonosalam dengan akad muḍārabah, dimana member sebagai ṣahib al-mal dan pihak Agropolis sebagai muḍārib. Kedua, dari hasil identifikasi risiko pada Agropolis Wonosalam, terdapat 35 macam risiko yang berasal dari enam jenis risiko, yaitu sumber daya insani (SDI), produk dan fasilitas, pemasaran, lingkungan, konsumen dan kemitraan. Berdasar perhitungan risk scoring terendah sampai tertinggi (1-25) kemungkinan terjadinya risiko di Agropolis tersebut ditemukan nilai risiko tertinggi 9,61 (Sembilan koma enam puluh satu) pada jenis risiko lingkungan (adanya pesaing baru dengan bisnis yang sama) serta nilai terendah 1 (satu) pada risiko lingkungan (terjadinya bencana alam dan kebakaran), risiko kemitraan (Adanya kesalahan pada proses bagi hasil, ketidaktepatan waktu bagi hasil, dan laporan okupansi villa tidak dilakukan secara berkala atau sebulan sekali). Berdasarkan hasil tersebut, level risiko Agropolis berada pada posisi, sangat rendah, rendah dan moderat/tengah-tengah. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan pada Agropolis untuk menemukan strategi pemasaran, meningkatkan pelayanan, dan menambahkan fasilitas-fasilitas pendukung yang lebih menarik, agar mampu bersaing dengan pendatang baru.