Pandangan Ahmad Zahro terhadap konsep operasi vaginoplasty atas perintah suami perspektif hukum Islam

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Nufus, Fithrotin (2023) Pandangan Ahmad Zahro terhadap konsep operasi vaginoplasty atas perintah suami perspektif hukum Islam. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Fithrotin Nufus_C71219066.pdf
Download (4MB)

Abstract

Skripsi yang berjudul: “Pandangan Ahmad Zahro terhadap Konsep Operasi Vaginoplasty atas Perintah Suami Perspektif Hukum Islam” menjawab pertanyaan tentang bagaimana pandangan Ahmad Zahro terhadap konsep operasi vaginoplasty atas perintah suami beserta dasarnya dan bagaimana analisis hukum Islam terhadap pandangan Ahmad Zahro pada konsep operasi vaginoplasty atas perintah suami. Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif di mana teknik pengumpulan datanya menggunakan dua metode, yakni wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada Ahmad Zahro selaku narasumber pada penelitian ini, sedangkan dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan beberapa dokumen terkait, seperti karya buku yang ditulis oleh Ahmad Zahro dengan judul Fikih Kontemporer Jilid 1, data National Health Service (NHS) tentang jumlah wanita di Inggris yang melakukan operasi labiaplasty, dan laporan The American College of Aesthetic (ACPS) tentang jumlah wanita yang melakukan operasi vaginoplasty. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan pola pikir deduktif, yakni membuat kesimpulan dengan cara menyimpulkan bagian umum yang berupa fenomena vaginoplasty, pengertian vaginoplasty, serta teori untuk menghukumi vaginoplasty atas perintah suami berupa teori hak dan kewajiban suami-istri berdasarkan pendapat para ulama menuju bagian khusus berupa hasil wawancara terkait pandangan Ahmad Zahro tentang hukum operasi vaginoplasty atas perintah suami sehingga diperoleh hasil analisis apakah hal tersebut sesuai atau tidak dengan konsep Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya Ahmad Zahro berpandangan adanya keharaman terhadap praktik operasi vaginoplasty yang dilakukan atas perintah suami. Unsur keharaman ini dapat ditiadakan, apabila sebab pelaksanaan tersebut didasarkan pada alasan yang dibenarkan syariat seperti pegobatan. Dalil yang djadikan oleh Ahmad Zahro untuk mendukung pandangannya termaktub dalam Q.S An-Nisā’ ayat 119, hadis yang menyatakan larangan taat pada perintah suami dalam hal kemaksiatan, kaidah fikih al-ḍarūratu tubīḥu al-maḥẓūrāt dan kaidah dar’u al-mafāsidi muqoddamun alā jalbi al-maṣāliḥi. Apabila pandangan tersebut ditinjau dari hukum Islam, maka hal tersebut sesuai dengan teori hak dan kewajiban suami-istri, prinsip dasar al-Qur’an dan Hadis tentang kesehatan serta teori kaidah fikih, di mana tidak ada kewajiban untuk taat terhadap perintah suami untuk melakukan perbuatan maksiat dan bahwasanya dalam teori kaidah fikih kemudharatan itu memperbolehkan sesuatu yang dilarang serta tidak boleh membuat madharat dan dimudharatkan. Sejalan dengan hal di atas, maka hendaknya baik kepada suami maupun istri agar mendalami ilmu agama agar hukum-hukum yang termaktub dalam Islam dapat dipraktikkan dalam kehidupan berumah tangga, sehingga kehidupan yang dijalani tidak keluar dari koridor syariat Islam, begitupun kepada para ulama yang memiliki andil terhadap penyiaran hukum Islam agar topik-topik aktual yang berkembang pada zaman modern lebih sering dibahas sehingga masyarakat awam tidak salah untuk mengambil keputusan akibat kebutaan terhadap hukum Islam yang berlaku.