Perbandingan kurikulum matematika di Indonesia dan Australia pada tingkat sekolah menengah pertama

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Rohmah, Alissa Qutrunnada (2023) Perbandingan kurikulum matematika di Indonesia dan Australia pada tingkat sekolah menengah pertama. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Alissa Qutrunnada Rohmah_D94219040.pdf
Download (30MB)

Abstract

Salah satu aspek yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan nasional adalah kurikulum. Di Indonesia, pengembangam kurikulum telah direncanakan dan diperbarui dari tahun 1947 hingga sekarang yang mulai diterapkan dalam pendidikan di Indonesia yaitu kurikulum Merdeka Belajar. Namun, terdapat permasalahan yang signifikan dalam implementasi kurikulum matematika. Indonesia menghabiskan 173 jam per tahun dan Australia menghabiskan 143 jam per tahun dalam belajar matematika. Namun, hasil skor matematika dalam program PISA tahun 2018, Negara Indonesia menempati peringkat 72 dari 78 negara dengan skor perolehan 379. Indonesia nyaris mendapatkan peringkat terakhir dalam tes program PISA, berbeda dengan Australia yang menempati peringkat 29 dari 78 negara dengan skor perolehan 491. Dengan studi perbandingan kurikulum antar negara merupakan salah satu cara untuk mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan sistem pendidikan di Indonesia dan negara Australia terutama yang berhubungan dengan persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam kurikulum tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tiga komponen kurikulum matematika yang meliputi tujuan, materi, dan penilaian yang berlaku di Indonesia maupun Australia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research) yang datanya diperoleh dari berbagai informasi pustaka misalnya buku, jurnal, dokumen, dan artikel. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data yang bersifat deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi. Analisis data yang dilakukan menggunakan Systematic Literature Review atau yang disebut SLR, dimana teknik analisis tersebut dilakukan secara sistematis untuk mengartikan dan mengenali penelitian yang telah dilakukan hingga mendapatkan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kurikulum matematika yang berlaku di Indonesia dan Australia mempunyai persamaan dan perbedaan. Di Indonesia, fokus mengembangkan profil pelajar pancasila, sedangkan di Australia fokus menciptakan sikap positif peserta didik terhadap matematika serta mendapatkan pengetahuan dan keterampilan matematika yang lebih spesifik untuk mendukung pengembangan numerasi serta mengarahkan bidang studi lebih lanjut dalam matematika dan disiplin ilmu lainnya. Dalam hal ini, arti dari disiplin ilmu lainnya adalah menghubungkan konten matematika ke bidang pembelajaran lainnya seperti, matematika dan sains, matematika dan teknologi digital, matematika dan desain dan teknologi, matematika dan seni, matematika dan humaniora dan ilmu sosial, maupun matematika dan pendidikan jasmani dan rohani. Dari segi materi yang berlaku pada kedua negara tersebut juga sama yaitu bilangan, aljabar, pengukuran, geometri, statistik, dan peluang, namun mempunyai tingkat kedalaman materi yang berbeda. Misalnya, di Indonesia elemen konten aljabar sampai pada materi persamaan linier, sedangkan di Australia elemen konten aljabar sampai pada materi persamaan kuadrat. Penilaian di Indonesia dan Australia memiliki kemiripan dimana kedua negara tersebut berlaku penilaian formatif, penilaian sumatif, dan penilaian diagnostik.