This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Pamuji, Ahmad Isa (2023) Polemik lirik lagu Joko Tingkir di media sosial: analisis wacana kritis Jurgen Habermas. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Ahmad Isa Pamuji_E71219038 ok.pdf Download (3MB) |
Abstract
Skripsi ini mengkaji tentang Polemik yang lagi viral di Media Sosial mengenai Lirik Lagu Joko Tingkir. Skripsi ini menjawab dua rumusan masalah, yaitu:Pertama, bagaimana polemik lirik lagu “Joko Tingkir” di media sosial? Kedua, bagaimana polemik lirik lagu “Joko Tingkir” di media sosial dalam perspektif analisis wacana kritis Jurgen Habermas? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data didapatkan dari metode library research dan media sosial. Datayang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teori kritik sosial JurgenHabermas. Riset menemukan bahwa pertama, dengan menggunakan Teori Kritisatau Teori Kritis Masyarakat, dapat disimpulkan bahwa polemik lirik lagu yangada di kanal Gus Muwafiq itu walaupun bersifat hanya sekilas, tapi pada kalimat“Joko Tingkir Ngombe Dawet” yang ada pada lirik tersebut dikatakan pencipta lirik ini kurang tahu akan sejarah islam mengenai Joko Tingkir tersebut, sehingga menimbulkan kontroversi di YouTube, lalu si Pencipta lagu ini merasa bersalah dan kurang akan ilmu sejarah islam yang dipahaminya, kemudian si Pencipta lagu ini meminta maaf pada kanal YouTube pribadinya serta mengambil hikmah dari peristiwa tersebut. pada akhirnya melalui teori ini dapat kita pahami bahwa kritik tidak hanya bersifat destruktif tetapi juga harus bersifat konstruktif. Kedua, yaitu melalui Teori Kritis Sosial yang peneliti baca pada buku karya Habermas yangberjudul The Theory of Communicative Action pada intinya yakni Dalam hal inihabermas mengemukakan ada dua kritik sosial yaitu, kritik estetis dan kritik terapeutis. Pertama, teori kritik estetis yaitu: fenomena yang menyangkut normasosial yang dianggap obyektif, contohnya: lirik lagu Joko Tingkir yang dijadikan musik dangdut koplo sebagai seni musik jawa tanpa memperhatikan poin historitas makna dari kesesuaian lirik lagu tersebut. Kedua, teori kritik terapetisyaitu: fenomena yang mempersoalkan kesesuaiannya dengan dunia bathiniyah, contohnya: kalau toh seandainya musisi dari lagu Joko Tingkir ini mengganti liriklagunya yang sebelumnya Joko Tingkir Ngombe Dawet menjadi Joko Tingkir Seneng Tirakat/Riyadoh, maka akan terasa aura positif dari lirik lagu ini sebagai aura bathiniyah yang sangat mendalam akan hal ‘ubudiyah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Kesenian Sejarah Sosiologi |
||||||||
Keywords: | Polemik lirik lagu Joko Tingkir; hermeneutika Habermas; teori kritis sosial | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Aqidah Filsafat Islam | ||||||||
Depositing User: | S.Ag Ahmad Isa Pamuji Agus Supeni | ||||||||
Date Deposited: | 11 Aug 2023 07:42 | ||||||||
Last Modified: | 11 Aug 2023 07:42 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/64363 |
Actions (login required)
View Item |