Gerakan sosial digital di platform media sosial twitter: studi netnografi pada keyword Twitter Please Do Your Magic

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Iswanti, Rindi Ani Primus (2023) Gerakan sosial digital di platform media sosial twitter: studi netnografi pada keyword Twitter Please Do Your Magic. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Rindi Ani Primus Iswanti_I93219097 ok.pdf
Download (3MB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang Gerakan sosial digital di media sosial twitter. Ingin mengetahui bagaimana bentuk-bentuk Gerakan digital yang memanfaatkan kata kunci Twitter Please Do Your Magic. Penelitian ini juga ingin mengetahui bagaimana framing (pembingkaian) yang dilakukan inisiator Gerakan dalam mendatangkan dukungan dan partisipasi masyarakat digital untuk bergabung dalam Gerakan. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan netnografi. Teknik pengumpulan data adalah observasi netnografis, wawancara dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam melihat fenomena adalah teori framing gagasan Robert Benford dan David A Snow. Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa; (1) Keyword Twitter Please Do Your Magic merupakan keyword yang pertama kali digunakan oleh pengguna twitter luar negeri tepatnya pengguna aktif twitter dari negara Amerika dan Inggris. Keyword ini digunakan sejak tahun 2016 dan digunakan untuk permintaan bantuan seperti mencari orang hilang, mencari pengadopsi hewan, bantuan memviralkan sesuatu dan banyak lagi sesuai kepentingan penggunggahnya. Di Indonesia keyword twitter please do your magic mulai digunakan di tahun 2018, diibaratkan kalimat yang sudah umum yang mampu mengundang partisipasi publik. (2) Bentuk-bentuk Gerakan sosial digital di twitter terdapat empat bentuk, yaitu Gerakan perlawanan, Gerakan protes kebijakan, Gerakan donasi dan Gerakan keadilan. (3) Dalam gerakan sosial digital, lebih menekankan penjembatan frame ideologis melalui penyebaran secara tidak langsung melalui media sosial twitter untuk lebih mudah mendapatkan partisipasi publik yang belum termobilisasi. Dibutuhkannya penguatan isu melalui amplifikasi bingkai terutama amplifikasi nilai sebagai dasar bagi calon pengikut agar berpartisipasi dalam Gerakan.