This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Jannah, Ida Kholul (2023) Studi komparasi pendapat Saadoe'ddin Djambek, Thomas Djamaluddin dan Agus Mustofa tentang puasa di daerah Kutub pendekatan usul fikih dan ilmu falak. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Ida Kholul Jannah_C06219015 OK.pdf Download (1MB) |
Abstract
Dijumpai masalah yang berkaitan dengan waktu puasa di daerah kutub, para ahli memberikan pendapatnya masing-masing terkait pedoman puasa di daerah kutub, diantaranya seperti Pendapat Saadoe’ddin Djambek, Thomas Djamaluddin dan Agus Mustofa. Penelitian ini menjawab dua rumusan masalah. Pertama, bagaimana pendapat Saadoe’ddin Djambek, Thomas Djamaluddin dan Agus Mustofa tentang puasa di daerah kutub? Kedua, bagaimana komparasi pendapat Saadoe’ddin Djambek, Thomas Djamaluddin dan Agus Mustofa tentang puasa di daerah kutub pendekatan usul fikih dan ilmu falak? Penelitian ini menggunakan pendekatan studi pustaka dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data primer yang digunakan adalah Buku Saadoe’ddin Djambek yang berjudul ”Salat dan Puasa di Daerah Kutub”, buku Thomas Djamaluddin yang berjudul “Menggagas Fikih Astronomi (Tela’ah Hisab-Rukyat dan Pencarian Solusi Perbedaan Hari Raya)” dan buku Agus Mustofa yang berjdudul “Tahajud Siang Hari Dhuhur Malam Hari”. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif dan komparatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa, pendapat Saadoe’ddin Djambek, Thomas Djamaluddin dan Agus Mustofa tentang puasa di daerah kutub bervariasi. Saadoe’ddin Djambek mengatakan puasa di daerah kutub tidak mungkin dilakukan tanpa fajar terbit atau Matahari tenggelam dan mengusulkan penggantian puasa pada bulan-bulan lain. Thomas Djamaluddin menyatakan puasa harus mengikuti waktu normal setempat sebelum dan sesudah periode ekstrem sebagai acuan untuk berpuasa. Agus Mustofa membagi wilayah permukaan bumi menjadi tiga zona dan analogi dengan daerah yang memiliki iklim normal. Ketiga pendapat ini memberikan solusi terkait pelaksanaan puasa di daerah kutub dengan mempertimbangkan masyaqqah (kesulitan), rukhsah (keringanan) dan qiyaas (analogi). Saran dari penelitian yakni pentingnya meningkatkan pemahaman dan penelitian terkait puasa di daerah kutub agar ulama dan umat Muslim dapat menyusun pedoman yang lebih spesifik dan disarankan mengikuti waktu normal setempat sebelum dan sesudah periode ekstrem sebagai acuan berpuasa, dengan memperhatikan prinsip-prinsip fikih dan ilmu falak.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Fikih Hukum Islam Agama dan Ilmu Pengetahuan |
||||||||
Keywords: | Puasa; puasa di kutub | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Ilmu Falak | ||||||||
Depositing User: | Ida Kholul Jannah | ||||||||
Date Deposited: | 19 Sep 2023 13:42 | ||||||||
Last Modified: | 19 Sep 2023 13:42 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/65072 |
Actions (login required)
View Item |