Victim precipitation dalam tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak: studi putusan di Pengadilan Negeri Bangkalan Tahun 2022

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Muntafi'ah, Ummi (2023) Victim precipitation dalam tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak: studi putusan di Pengadilan Negeri Bangkalan Tahun 2022. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Ummi Muntafi'ah_C93219110 ok.pdf
Download (3MB)

Abstract

Skripsi penelitian dengan judul “ Victim Precipitation Dalam Tindak Pidana Kekerasan Seksual Terhadap Anak (Studi Putusan Di Pengadilan Negeri Bangkalan Tahun 2022)” merumusan dua masalah yakni : Bagaimana pertimbangan hakim dalam putusan kekerasan seksual terhadap anak yang terjadi di wilayah hukum Pengadilan Negeri Bangkalan tahun 2022 dalam perspektif victim precipitation dan Bagaimana tinjauan Hukum Pidana Islam dalam putusan kekerasan seksual terhadap anak yang terjadi di wilayah hukum Pengadilan Negeri Bangkalan tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yuridis yang menggunakan pendekatan studi perundang-undangan. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu putusan tentang tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak yang terjadi di Pengadilan Negeri Bangkalan pada tahun 2022. Teknik analisis bahan hukum yang digunakan dengan menganalisis suatu data berdasarkan bahan kepustakaan dan dokumen hukum yang relevan dengan permasalahan hukum yang dikaji. Teknik analisa data terbagi menjadi 3 bagian, yakni pengumpulan data, analisis putusan dan pemaparan yang akan dikomparasikan dengan teori yang memiliki keterkaitan dengan tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa hakim dalam menjatuhkan putusan terkait tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak yang terjadi diwilayah hukum Pengadilan Negeri Bangkalan pada tahun 2022 tidak mempertimbangkan dan mengabaikan aspek victim precipitation. Alasan hakim tidak memasukkan aspek victim precipitation sebab hakim fokus pada pembuktian unsur pidana yang didakwakan oleh Jaksa. Hakim juga terkait masalah kekerasan seksual sangat berhati-hati dalam mempertimbangkan aspek keterlibatan korban dan peran korban dalam putusan maupun dalam persidangan. Hakim juga tidak boleh secara spesifik menggunakan kata dengan diksi keterlibatan korban dalam pertimbangannya. Perbuatan yang dilakukan terdakwa pada nomor putusan 147/Pid.Sus/2022PN Bkl merupakan perbuatan zina bil-jabr karena adanya unsur persetubuhan dengan menggunakan paksaan didalam tindak pidana tersebut. Tindakan pelaku masuk kepada jarimah hudud yang akan dijatuhi dengan hukuman had. Perbuatan terdakwa pada nomor putusan 181/Pid.Sus/2022PN Bkl bukan merupakan perbuatan zina karena tidak adanya unsur persetubuhan didalam tindak pidana tersebut. Kasus kekerasan seksual terhadap anak tanpa adanya persetubuhan dikategorikan dan memenuhi unsur dari jarimah ta’zir. Saran yang bisa diberikan dengan adanya penelitian ini, dengan dibuktikan adanya peranan korban dalam suatu tindak pidana, maka dapat menjadi kontribusi dari pencegahan tindak pidana khususnya kekerasan seksual terhadap anak. Sehingga penulis dapat menyarankan agar penelitian ini tidak berhenti sampai di sini, melainkan dapat terealisasi khususnya dengan diadakannya edukasi kepada masyarakat dalam pencegahan suatu tindak pidana yang dapat dimulai dari diri kita sendiri, salah satunya dengan melakukan interaksi yang baik antar sesama.