This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Furtunay, Aris (1999) Konsep kekuasaan dalam budaya Jawa. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Cover.pdf Download (669kB) | Preview |
|
|
Text
Abstrak.pdf Download (150kB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Isi.pdf Download (290kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 1.pdf Download (3MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 2.pdf Download (6MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 3.pdf Download (11MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 4.pdf Download (9MB) | Preview |
|
|
Text
Bab 5.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (971kB) | Preview |
Abstract
Berbicara demokrasi dalam perspektif budaya jawa tidak lepas dari demokratisasi di Indonesia. Karena pada kenyataannya budaya jawa cukup dominan pengaruhnya terhadap proses pembentukan kebudayaan nasional, termasuk budaya berdemokrasi. Bahkan konsep kekuasaan nasional hamper merupakan representasi dari konsep kekuasaan jawa. Disamping itu, etnis jawa sebagai etnis salah satu suku di Indonesia, dengan jumlah penduduk terbesar dan menguasai jabatan jabatan penting dalam pemerintahan akan memberikan andil yang cukup besar dalam proses demokratisasi di Indonesia. Adapun rumusan masalah yang akan di bahas disini adalah 1). Bagaimana konsep kekuasaan menurut system raja jawa masa lampau dengan konsep kekuasaan menurut presiden masa orde baru? 2). Bagaimana posisi raja di dalam system presiden masa orde baru? Penulisan skripsi ini menggunakan metode induktif dan metode deduktif. Metode induktif diadakan analisis data data pengalaman human yang kongkret dan individual dalam jumlah terbatas. Kemudian pemahaman yang ditemukan di dalamnya dirumuskan dalam ucapan umum. Metode deduksi sebaliknya pemahaman umum yang telah ada dan yang diperoleh dari induksi tadi, memberikan latar belakang kepada data data sehingga memberikan latar belakang yang sebenarnya dalam data data itu dapat menonjol dan menjadi jelas. Kesimpulan dari pembahasan skripsi ini adalah Berkaitan dengan penempatan posisi dan peran politik raja dalam pemikiran jawa diakui adanya pararelisme antara makro kosmos dan mikro kosmos. Antara dunia para dewa atau dunia tuhan dengan dunia manusia hidup. Dalam politik orde baru secara structural presiden adalah orang yang duduk dalam hirarkhi tertinggi pemerintahan. Formasi kekuasaan raja jawa bersifat halus karena berdasarkan pada ketentuan ketentuan alamiyah yang tidak dapat direkayasa secara sosial. Raja dipercaya sebagai wakil tuhan di dunia dan masyarakat jawa percaya bahwa tuhan menentukan wakilnya itu melalui satu garis keturunan.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Kebudayaan Kebudayaan > Kebudayaan Islam |
||||||||
Keywords: | Kekuasaan; budaya; jawa | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Aqidah Filsafat Islam | ||||||||
Depositing User: | Users 3213 not found. | ||||||||
Date Deposited: | 19 May 2016 02:55 | ||||||||
Last Modified: | 30 Jul 2021 03:57 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/6558 |
Actions (login required)
View Item |