Sejarah perkembangan dan arsitektur Masjid Darussalam di Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto tahun 1893-2021

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Febriyanti, Amalia Akhrisa (2023) Sejarah perkembangan dan arsitektur Masjid Darussalam di Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto tahun 1893-2021. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Amalia Akhrisa Febriyanti_A72219045 OK.pdf
Download (2MB)

Abstract

Penelitian berjudul Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Masjid Darussalam di Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto Tahun 1893-2021 berfokus pada 3 pembahasan diantaranya 1) Sejarah berdirinya Masjid Darussalam, 2) Perkembangan Masjid Darussalam periode waktu tahun 1893 M2021 M, 3) Bentuk arsitektur Masjid Darussalam dan maknanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologi-arsitektur sebagai ilmu bantu penelitian. Pendekatan tersebut digunakan untuk menganalisis wujud kebudayaan dalam bentuk arsitektur masjid yang mengalami perkembangan dan perubahan serta terkandung adanya makna didalamnya. Sedangkan teori yang digunakan teori tafsir kebudayaan menurut Clifford Geertz untuk menganalisis simbol, tanda, dan makna dalam bentuk arsitektur masjid yang mengalami perkembangan. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode Sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa 1) Desa Gemekan merupakan salah satu desa bersejarah yang disebutkan berdasarkan prasasti Gemekan. Adapun bukti sejarah yang ada di desa ini yaitu Masjid Darussalam. 2) Masjid Darussalam berdiri pada 15 Januari 1893 oleh R.A.A. Kromodjojo Adinegoro III berdasarkan pada prasasti di dalam masjid. Masjid ini pernah berperan penting masa itu dan mengalami berbagai perkembangan pada 3 periode waktu yaitu tahun 1893-1989 M, 1990-2007 M, dan 2007-2021 M. Adapun perkembangan pesat yaitu dibangunnya masjid baru di belakang masjid lama. Masjid Darussalam juga berfungsi sebagai tempat kegiatan sosial dan keagamaan, 3) Masjid lama Darussalam memiliki bentuk gaya masjid tradisional Jawa seperti Masjid Demak. Sementara masjid baru mengusung konsep masjid gaya Majapahit dan Timur Tengah di mana disetiap struktur masjid memiliki makna filosofis.