Tijauan penologi dan hukum pidana Islam terhadap tindak pidana pencabulan anak di bawah umur: studi putusan nomor 583/pid.sus/2021/pt MDN

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Ghoif, Rohman Wijaya (2023) Tijauan penologi dan hukum pidana Islam terhadap tindak pidana pencabulan anak di bawah umur: studi putusan nomor 583/pid.sus/2021/pt MDN. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Ghoif Rohman Wijaya_C03219016.pdf
Download (2MB)

Abstract

Pencabulan merupakan tindakan yang mengacu pada tindakan seksual yang melanggar moral dan hukum. Tindakan pencabulan terhadap anak diatur dalam Pasal 76 E Undang-Undang No.35 Tahun 2014 tentang perubahan Undang Undang No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak Jo pasal 82 ayat 1 Undang Undang No.17 Tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti Undang Undang No.1 Tahun 2002 tentang perlindungan anak menjadi Undang Undang dan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang hukum acara pidana. Skripsi ini menjawab tentang beberapa permasalahan yang dituangkan pada rumusan masalah yang pertama terkait dengan analisis hukum pidana Islam terhadap putusan hakim mengenai tindak pidana pencabulan anak di bawah umur di dalam Putusan Nomor 583/Pid.Sus/2021/PT MDN dan yang kedua terkait dengan analisis penologi terhadap putusan hakim mengenai tindak pidana pencabulan anak di bawah umur di dalam Putusan Nomor 583/Pid.Sus/2021/PT MDN. Penelitian ini merupakan sebuah studi hukum normatif yang memanfaatkan dua pendekatan utama, yakni pendekatan kasus (case approach) dan pendekatan pertimbangan hakim. Sumber hukum yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui studi pustaka (library research). Dalam menganalisis materi hukum, penelitian ini menerapkan logika deduktif, di mana premis mayor berupa peraturan hukum dan premis minor merujuk pada fakta-fakta hukum yang ada. Setelah itu, dilakukan penarikan kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan. Pendekatan ini bertujuan untuk menggali pemahaman mendalam tentang isu hukum yang diteliti dan menjelaskan hubungan antara aturan hukum dan fakta-fakta hukum yang relevan dalam konteks penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam konteks penelitian hukum normatif ini, terdapat beberapa temuan penting. Pertama, dalam proses pengambilan keputusan hukuman, hakim harus mempertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan dengan anak sebagai korban, termasuk aspek psikis, emosional, sosial, dan kondisi keluarga anak tersebut. Dalam kasus anak sebagai korban, sanksi yang diberikan kepada pelaku harus lebih berat, karena perlindungan anak menjadi prioritas utama. Kedua, tujuan dari pemidanaan haruslah fokus pada perlindungan anak itu sendiri. Pemidanaan bukanlah alat untuk membalas dendam, melainkan harus dilakukan secara adil dan seadil-adilnya, sesuai dengan apa yang diatur oleh hukum. Ketiga, Pendekatan zawajir dan Jawabir dalam Hukum Pidana Islam dirasa akan lebih sesuai jika diterapkan di Indonesia dan bisa dijadikan pertimbangan bagi hakim dalam memutuskan perkara. Saran terhadap para penegak hukum alangkah baiknya tidak berfokus terhadap pemidanaan namun juga berfokus kepada rehabilitasi dari si pelaku karena pelaku mungkin memiliki trauma masa lalu yang membuat ia ingin berbuat melakukan hal yang sama kepada anak lain. Seluruh stakeholder juga berperan aktif dalam perlindungan anak karena permberlakuan hukum juga tidak cukup bila sang anak lepas dari pengawasan karena kejahatan bisa terjadi kapanpun dan dimanapun.