This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Istikhomah, Alifatul (2023) Pemidanaan bagi anak berhadapan hukum tindak pidana kekerasan seksual perspektif penologi dan hukum pidana Islam: telaah terhadap Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 dan Undang-Undang No. 11 Tahun 2012. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel.
Text
Alifatul Istikhomah_05040320072.pdf Download (3MB) |
|
Text
Alifatul Istikhomah_05040320072_Full.pdf Restricted to Repository staff only until 8 January 2027. Download (3MB) |
Abstract
Saat ini, angka kekerasan seksual terus menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, pelaku kekerasan seksual tidak hanya berasal dari kalangan orang dewasa, tetapi juga melibatkan anak-anak sebagai pelaku. Penerapan sanksi pidana terhadap pelaku kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia dianggap masih belum mencukupi untuk memenuhi rasa keadilan dan memberikan perlindungan yang memadai terhadap korban. Oleh karena itu, skripsi ini akan menjawab pertanyaan dalam dua rumusan masalah: pemidanaan anak berhadapan hukum dalam Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 dan Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 perspektif penologi; dan tinjauan hukum pidana islam dalam pemidanaan tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian yuridis normatif, data penelitian yang dihimpun menggunakan teknik library research dengan pendekatan statute approach dan conseptual approach. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif deduktif, dengan memaparkan tinjauan hukum penologi serta hukum pidana Islam terhadap pemidaan bagi anak berhadapan hukum dalam tindak pidana kekerasan seksual mendapatkan sanksi sesuai dengan perbuatannya dengan memperhatikan hak-hak korban. Hasil dari penelitian ini disimpulkan: pertama, Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 lebih cenderung pada pendekatan retributive, di mana pemidanaan dianggap sebagai bentuk pembalasan atas kesalahan. Sementara Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 cenderung mengacu pada teori kemanfaatan, di mana tujuan utamanya adalah mengembalikan anak pada membimbing dan merehabilitasi anak agar dapat kembali menjadi anggota masyarakat yang berkontribusi. Kedua, hukum Islam menerapkan prinsip pengampunan dan pertanggungjawaban yang sesuai dengan kondisi individu. Hukuman dapat dihapuskan dalam keadaan paksaan, mabuk, gila, atau jika pelaku masih di bawah umur. Sejalan dengan hasil penelitian diatas, maka penulis menyarankan: pertama,melindungi dan menjaga anak tidak hanya tanggung jawab orang tua, melainkan juga tanggung jawab kolektif dari pemerintah, lembaga pendidikan, komunitas, dan individu-individu di sekitarnya. Kedua, diharapkanmasyarakat tidak memberikan stigmatisasi atau label negatif kepada anak yang terlibat dalam tindak pidana, serta menyambut kembali anak ke dalam lingkungan masyarakat tanpa rasatakut,sehingga memberikan kesempatan bagi anak untuk tumbuh dan berkembang secara positif. Bagaimanapun anak pelaku kekerasan seksual juga harus memiliki masa depan yang cerah sebagai penerus bangsa.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Anak Hukum > Hukum Pidana Hukum Islam > Perzinaan |
||||||||
Keywords: | Kekerasan seksual; anak; teknik library research; statute approach dan conseptual approach | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Pidana Islam | ||||||||
Depositing User: | Alifatul Istikhomah | ||||||||
Date Deposited: | 08 Jan 2024 03:04 | ||||||||
Last Modified: | 08 Jan 2024 03:04 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/67150 |
Actions (login required)
View Item |