This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Zahro, Fatimatuz (2023) Perspektif Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah terhadap tradisi ontalan calon mantu di Desa Ranuwurung Lumajang. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Fatimatuz Zahro_05010520006 OK.pdf Download (1MB) |
|
Text
Fatimatuz Zahro_05010520006 Full.pdf Restricted to Repository staff only until 22 January 2027. Download (2MB) |
Abstract
Tradisi ontalan calon mantu merupakan tradisi memberikan barang seserahan pada saat acara pertunangan. Barang seserahan di Desa Ranuwurung disebut dengan ontalan dan dijadikan sebagai alat bukti pengikat adanya hubungan pertunangan. Kemudian dianalisis dengan buku putusan NU dan Muhammadiyah. Skripsi ini menjawab pertanyaan yang telah dituangkan dalam dua rumusan masalah yaitu bagaimana praktik ontalan calon mantu di Desa Ranuwurung Lumajang dan bagaimana praktik ontalan calon mantu di Desa Ranuwurung Lumajang perspektif Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Metode penelitian dalam skripsi tersebut menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Disusun dengan cara yang sistematis dengan hasil data yang diperoleh. Kemudian data tersebut dikategorikan dan dijabarkan kedalam beberapa unit, menyusun pola dan memilah bagian penting yang akan dimasukkan kedalam materi dan diolah serta dianalisis menggunkan putusan Nahdlatul Ulama dan putusan Muhammadiyah. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tradisi ontalan calon mantu adalah tradisi yang dilakukan saat acara pertunangan. Tradisi ontalan adalah tradisi memberikan barang seserahan dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Barang ontalan yang diberikan berupa cincin, pakaian, dan lain sebagainya. NU dan Muhammadiyah sepakat memperbolehkan atau menghukumi mubah seserahan, yang di Desa Ranuwurung disebut dengan tradisi ontalan. Akan tetapi kedua lembaga tersebut berbeda pendapat mengenai penarikan kembali barang seserahan karena batal nikah. NU berpendapat jika statusnya sebagai mahar maka boleh diambil kembali dan jika hadiah maka tidak boleh diambil kembali. Sedangkan Muhammadiyah berpendapat bahwa pihak yang memutuskan akan dikenakan sanksi tertentu seperti mengambalikan barang seserahan. Sejalan dengan kesimpulan diatas, penulis menyarakankan agar masyarakat Desa Ranuwurung tetap menjaga dan melestarikan tradisi ontalan calon mantu dan untuk Lembaga NU dan Muhammadiyah seharusnya lebih memperjelas mengenai detail pelaksanaan tradisi seserahan yang diperbolehkan dan dianjurkan oleh syariat.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Budaya Islam Masyarakat Islam Adat |
||||||||
Keywords: | Tradisi Ontalan; Pertunangan | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzhab | ||||||||
Depositing User: | Fatimatuz Zahro | ||||||||
Date Deposited: | 22 Jan 2024 08:43 | ||||||||
Last Modified: | 22 Jan 2024 08:43 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/68075 |
Actions (login required)
View Item |