This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Rahmi, Ayu Nudia Alfi Fakhrania (2024) Konsep gender perspektif Amar Alfikar: telaah kritis ayat-ayat gender dalam buku Queer Menafsir. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Ayu Nudia Alfi Fakhrania Rahmi_07020320034.pdf Download (3MB) |
|
Text
Ayu Nudia Alfi Fakhrania Rahmi_07020320034_Full.pdf Restricted to Repository staff only until 6 February 2027. Download (3MB) |
Abstract
Fenomena penafsiran Al-Qur’an yang dilakukan oleh non-mufassir pada modern ini sedang marak terjadi, salah satunya Amar Alfikar. Amar Alfikar merupakan seorang transpuan yang menulis buku Queer Menafsir. Buku ini mengkampanyekan salah satu isu yang kontroversial dalam agama Islam, yaitu gender dan orientasi seksual non-heteronormatif. Kemudian dalam penyajiannya, terdapat ayat-ayat Al-Qur’an yang ditafsirkan dengan tidak menyandarkan pada pendapat mufassir yang kredibel. Dua masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana penafsiran Amar dan reliabilitasnya dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an tentang gender dalam buku Queer Menafsir. Ayat-ayat Al-Qur’an yang akan dikaji antara lain QS. Al-Isra’:84, Yasin: 36, Asy-Syu’ara: 11, dan Al-Hujurat: 13. Untuk menjawab problematika tersebut, digunakan metode deskriptif-komparatif serta pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data kepustakaan (library research). Kemudian dalam penganalisaannya, penulis menggunakan perspektif Ulumul Qur’an serta penafsiran beberapa mufassir mainstream yang kredibel sebagai acuan. Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah penafsiran Amar tidak seluruhnya reliabel. Faktor utama dari ketidak tepatan dalam memaknai ayat-ayat tersebut yaitu ideologi queer yang digunakan Amar sebagai pendekatan penafsiran. Dari ke-empat ayat tersebut, tiga ayat di antaranya Al-Hujurat: 13, Yasin: 36 dan Asy-Syura: 11 yang memuat ragam gender dinilai tidak tepat karena Amar melanggar ketentuan agama yang tidak memperkenankan gender dan orientasi seksual selain heteronormoatif sebagaimana penafsiran para mufassir. Sementara penafsiran pada Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 84 tidak seluruhnya tepat. Amar menyatakan bahwa segala sesuatu itu memang disesuaikan dengan pembawaannya sebagaimana kaum queer yang mengalami fase gelisah akan jati dirinya adalah tepat. Ketidak tepatannya terdapat pada pernyataan Amar bahwa Al-Qur’an mengakui dan mengapresiasi segala ekspresi gender, yang dalam hal ini seperti penampilan waria, seorang laki-laki dengan potensi feminimitas yang dominan sehingga ia dibolehkan untuk berpenampilan sebagai wanita.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Al Qur'an | ||||||||
Keywords: | Gender; Amar Alfikar; al Qur’an | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir | ||||||||
Depositing User: | Ayu Nudia Alfi Fakhrania Rahmi | ||||||||
Date Deposited: | 06 Feb 2024 03:26 | ||||||||
Last Modified: | 06 Feb 2024 03:26 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/68341 |
Actions (login required)
View Item |