This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Putri, Faradillah Sania Kusuma (2024) Perlawanan Budaya Patriarki di pesantren: analisis post-strukturalis Michel Foucault dalam Novel Hati Suhita. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Faradillah Sania Kusuma Putri_07020120029 ok.pdf Download (2MB) |
|
Text
Faradillah Sania Kusuma Putri_07020120029 full.pdf Restricted to Repository staff only until 9 March 2027. Download (1MB) |
Abstract
Penelitian ini berawal dari adanya fenomena ketimpangan gender yang disudutkan kepada perempuan, di mana perempuan dianggap lebih rendah dari laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan. Adapun objek yang digunakan dalam kajian ini yaitu karya sastra berupa novel. Alasannya, karena novel merupakan karya fiksi yang paling mirip dengan dunia nyata. Teori yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu teori post-struktural Michel Foucault bahwa setiap manusia harus bisa memberikan definisi untuk dirinya sendiri, bukan berdasarkan makna yang diberikan oleh orang lain. Permasalahan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu bagaimana bentuk perlawanan terhadap budaya patriarki di pesantren dalam novel Hati Suhita perspektif budaya post-strukturalis? dan bagaimana bentuk perlawanan terhadap budaya patriarki di pesantren dalam novel Hati Suhita perspektif post-strukturalis Michel Foucault? Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menggambarkan fenomena sosial yang ada dalam novel dan mengkaitkan temuan dengan teori post-struktural Michel Foucault. Sehingga dapat mengetahui posisi dan peran perempuan dalam berbagai sektor kehidupan. Metodologi yang digunakan dalam peneilitian ini yaitu library research (kajian pustaka). Berdasarkan masalahnya, penelitian kajian pustaka digolongkan sebagai penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan analisis konten. Adapun dalam pengumpulan data, peneliti menandai beberapa bagian dalam novel Hati Suhita yang memiliki keterkaitan dengan perlawanan budaya patriarki. Berdasarkan hasil membaca novel Hati Suhita dapat diambil kesimpulan penindasan tidak hanya dialami oleh kaum perempuan, tetapi juga dapat dirasakan oleh kaum laki-laki. Adapun cara melawan budaya patriarki di pesantren menurut perspektif budaya post-strukturalis dapat dilakukan dengan cara yang elegan dan cerdas, kemudian direpresentasikan melalui sikap, tindakan, dan pola pikir. Sedangkan menurut Michel Foucault, cara melawan penindasan dapat terealisasikan dengan sempurna apabila setiap individu memahami konsep kekuasaan dengan baik. Di mana kekuasaan bersifat produktif, berkonotasi positif, dan tidak terlokalisir. Dengan pemahaman ini, maka setiap orang tidak akan merasa takut ketika melakukan sebuah tindakan yang berbeda dengan kebiasaan, asal tindakan yang dilakukan selaras dengan konsep kekuasaan Michel Foucault.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Gender Pesantren Budaya |
||||||||
Keywords: | Budaya patriarki; feminisme post-strukturalis; novel Hati Suhita; pesantren | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Aqidah Filsafat Islam | ||||||||
Depositing User: | Faradillah Putri | ||||||||
Date Deposited: | 09 Mar 2024 14:31 | ||||||||
Last Modified: | 09 Mar 2024 14:31 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/68812 |
Actions (login required)
View Item |