This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Syabrowi, Syabrowi (2024) Pemahaman hadis-hadis tawakal dengan pendekatan stoikisme sebagai pencegahan overthinking. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Syabrowi_02040622012.pdf Download (3MB) |
|
Text
Syabrowi_02040622012_Full.pdf Restricted to Repository staff only until 15 March 2027. Download (3MB) |
Abstract
Pembahasan dalam tesis ini ditulis berangkat dari kegelisahan penulis terhadap fenomena overthinking (berpikir berlebihan) yang ramai dibicarakan di Media Sosial belakangan ini. Menurut beberapa penelitian, salah satu pemicu overthinking adalah kurang bertawakal kepada Allah Swt. Pemahaman Tawakal sendiri sangat luas apabila diurai dari berbagai literatur Islam. Maka tesis ini mengkaji pemahaman hadis-hadis tentang Tawakal pada riwayat al-Tirmidhī 2344 dan 2517, serta riwayat Ibnu Mājah 4166. Makna dari tiga hadis tersebut ditelaah secara mendalam kemudian diteliti implikasinya terhadap pencegahan overthinking menggunakan pendekatan Stoikisme. Rumusan masalah dalam penelitian ini ada dua: Bagaimana pemahaman hadis-hadis tentang Tawakal?, dan bagaimana implikasi hadis-hadis Tawakal dengan pendekatan Stoikisme terhadap pencegahan overthinking?. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif dengan cara studi pustaka. Setelah data dari berbagai sumber didapatkan kemudian data tersebut ditulis, diedit, diklasifikasi, direduksi dan dianalisis sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam riwayat al-Tirmidhī 2344 Nabi menyeru umatnya agar bertawakal karena dampaknya akan berpengaruh pada kelancaran rezeki. Pada hadis riwayat al-Tirmidhī 2517 Nabi mengajarkan bahwa bertawakal adalah setelah berikhtiar. Sedangkan pada hadis riwayat Ibnu Mājah 4166 Nabi melarang umatnya mengikuti hawa nafsunya untuk terus menimbun harta. Sebaliknya, Nabi justru memerintahkan mereka agar bertawakal kepada Allah. Dalam Stoikisme terdapat ajaran seperti Dychotomy of Control: kemampuan mengontrol hal-hal yang ada dalam kendali dan di luar kendali, Amor Fati: kemampuan untuk menerima takdir dan tidak berharap kepada selain takdir itu sendiri, dan Memento Mori: kemampuan seseorang dalam menjadikan hari-harinya seolah hari terakhir sebelum ajal datang menjemputnya. Pemahaman hadis-hadsi Tawakal dengan pendekatan Stoikisme tersebut bisa dijadikan terapi kognitif sehingga berimplikasi terhadap pencegahan overthinking.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Psikologi Islam Tasawuf Hadis |
||||||||||||
Keywords: | Hadis; overthinking; pemahaman; stoikisme; tawakal | ||||||||||||
Divisions: | Program Magister > Ilmu Hadis | ||||||||||||
Depositing User: | Syabrowi Syabrowi | ||||||||||||
Date Deposited: | 15 Mar 2024 05:42 | ||||||||||||
Last Modified: | 15 Mar 2024 06:59 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/68900 |
Actions (login required)
View Item |