This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Sahara, Dinda (2024) Analisis maqasid ash-shari'ah terhadap tradisi perhitungan weton dalam pernikahan di Desa Munjungan Kabupaten Trenggalek. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Dinda Sahara_05020120044.pdf Download (3MB) |
|
Text
Dinda Sahara_05020120044_Full.pdf Restricted to Repository staff only until 18 March 2027. Download (3MB) |
Abstract
Fenomena perhitungan weton sudah ada sejak zaman dahulu dan masih menjadi kebudayaan hingga saat ini oleh masyarakat Jawa.Masyarakat Desa Munjungan menggunakan perhitungan weton sebagai syarat pernikahan. Tidak sedikit orang tua disana akan datang ke dukun manten untuk melihat weton anak dan pasangan mereka. Jika weton menghasilkan neptu yang tidak bagus, maka orang tua enggan untuk memberikan izin kepada anaknya untuk menikah. Mereka percaya bahwa perhitungan weton termasuk ilmu titen diri yang sudah ada sejak lahir. Jika mereka mengabaikan tradisi perhitungan weton, dikhawatirkan dapat mendatangkan bala’ bagi mereka. Penelitian ini akan menganalisis tradisi praktik perhitungan weton di Desa Munjungan menggunakan maqāṣid ash- sharīʿah. Dalam penelitian ini jenis penilitian merupakan empiris yaitu dalam memperoleh data berasal dari observasi tempat penelitian. Pendekatan penelitain menggunakan pendekatan antropologi hukum, yaitu mempelajari manusia dengan kebudayaan hukum. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu pemaparan data dalam bentuk narasi. Pola pikir dalam penelitian ini termasuk dalam induktif, yaitu menyajikan fakta atau fenomena di Desa Munjungan Kabupaten Trenggalek dan melakukan analisis menggunakan teori maqāṣid ash-sharīʿah.Hasil dari penelitian mengambil kesimpulan bahwa di Desa Munjungan sangat mempercayai ramalan dari hasil perhitungan weton. Mereka percaya bahwa hasil ramalan akan terjadi pada kehidupan mereka. Maka dari itu calon pasangan yang akan menikah harus dilihat perhitungan wetonnya agar tidak terjadi hal buruk di masa depan pernikahan. Selain meghitung kecocokan pasangan, selanjutnya weton juga digunakan untuk mencati hari baik dalam melangsungkan hajat pernikahan agar tidak terjadi hal buruk saat pernikahan berlangsung. Ternyata pasangan yang menikah menggunakan perhitungan weton tidak semua sesuai dengan realita kehidupan rumah tangga. Dalam pandangan maqāṣid ash-sharīʿah bab weton dalam melihat kecocokan pasangan termasuk musyrik karena dalam weton terkandung ramalan, sedangkan dalam mencari hari baik weton termasuk dalam tingkatan taḥsiniyāt. Penulis memberikan saran kepada seluruh masyarakat di Desa Munjungan untuk tidak terlalu mempercayai weton sebagai penentu nasib baik-buruk kehidupan. Terutama kepada calon pasangan yang akan menikah untuk tidak langsung mempercayai ramalan di masa depan terhadap hasil perhitungan. Takdir baik-buruk dalam kehidupan sudah ditentukan oleh Allah SWT, tergantung individu tersebut mau berusaha untuk menjalani kehidupan dengan jalan yang baik atau tidak.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Budaya - Agama | ||||||||
Keywords: | Maqosid ash shari'ah; weton; nikah | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam | ||||||||
Depositing User: | Dinda Sahara | ||||||||
Date Deposited: | 18 Mar 2024 03:24 | ||||||||
Last Modified: | 18 Mar 2024 03:24 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/68930 |
Actions (login required)
View Item |