This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Putri, Miftha Rahma Malinda (2023) Analisis hukum positif dan hukum islam terhadap pemenuhan hak nafkah anak pasca perceraian orang tua: studi di Sidoarjo. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Miftha Rahma Malinda Putri_C71219075 OK.pdf Download (2MB) |
|
Text
Miftha Rahma Malinda Putri_C71219075 Full.pdf Restricted to Repository staff only until 1 May 2027. Download (2MB) |
Abstract
Pernikahan merupakan salah satu sunnah yang bersifat universal yang berlaku untuk seluruh makhluk Allah, baik manusia, hewan dan tumbuhan. Hakekat dari pernikahan itu sendiri adalah akad atau perjanjian yang menjadikan legalnya hubungan antara laki-laki dan perempuan sebagai pasangan suami istri yang sah untuk membentuk keluarga Sakinah, mawaddah dan warāmah. Anlak yanlg lahir adalah tanlggunlg jawabl dari oranlg tua terseblut. Maka dari itu oranlg tua harus memelihara anlak mereka karenla anlak terseblut mempunlyai hak danl kewajiblanl yanlg melekat dalam dirinlya. Anlak wajibl dilinldunlgi dari tinldak kejahatanl dari siapa saja blaik secara lanlgsunlg maupunl tidak lanlgsunlg. Pada dasarnlya anlak tidak dapat melinldunlgi dirinlya senldiri dari tinldakanl yanlg merugikanl menltal, fisik, sosial danl blerblagai lainlnlya. Skripsi ini termasuk penelitian hukum empiris yang data utamanya diperoleh dari wawancara dan studi dokumentasi terkait Pemenuhan Hak Nafkah Anak Pasca Perceraian Orang Tua (Studi Di Sidoarjo), yang kemudian data tersebut dianalisis menggunakan teknik deskriptif analisis menggunakan pola pikir deduktif. Data primer yang digunakan yakni hasil wawancara penulis dengan beberapa pejabat pemerintahan Sidoarjo dan beberapa masyarakat Sidoarjo, yang kemudian akan dianalisis menggunakan hukum positif dan hukum Islam.Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa: pertama, implementasi pemenuhan hak nafkah anak pasca perceraian di Sidoarjo berbeda-beda. Dari kelima narasumber yang telah diwawancara oleh penulis, ada dua keluarga yang nafkah anak pasca perceraian terpenuhi dengan baik. Sedangkan tiga keluarga lainnya nafkah anak pasca perceraian belum terpenuhi secara maksimal. Jika implementasi di atas dianalisis menggunakan hukum Islam dan hukum Positif, sejatinya hampir sama. Menurut ketentuan-ketentuan yang tersebut baik dalam hukum Islam maupun hukum positif di Indonesia, belum terlaksana secara maksimal. Jadi sebagian ada yang sesuai sebagian lagi belum sesuai antara peraturan dan pelaksanaannya. Sejalan dengan hasil penelitian di atas, maka: Bagi pasangan, yang memutuskan untuk bercerai, hendaknya memikirkan masa depan anak. Sebaiknya jangan menjadikan perceraian sebagai alasan untuk tidak bertanggung jawab terhadap kebutuhan anak, sebab seorang anak tidak hanya membutuhkan nafkah materiil tapi juga dari orang tuanya; bagi pengadilan agama, sebaiknya melakukan eksekusi terhadap pihak-pihak yang mengingkari keputusan hakim (tidak memberi nafkah sesuai putusan hakim). Saya rasa belum ada tindakan tegas dari pengadilan Agama, jika ada pihak-pihak yang ingkar terhadap putusan pengadilan terutama terkait kasus nafkah anak pasca perceraian.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Hukum Islam Perkawinan Orang tua dan Anak |
||||||||
Keywords: | Perceraian; Anak; Hak nafkah | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam | ||||||||
Depositing User: | Miftha Miftha Rahma Malinda Putri | ||||||||
Date Deposited: | 01 May 2024 11:02 | ||||||||
Last Modified: | 01 May 2024 11:02 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/69874 |
Actions (login required)
View Item |