Tradisi robo-robo masyarakat melayu pada Bulan Safar di Mempawah Kalimantan Barat

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Ridho, Muhammad Syaikhur (2024) Tradisi robo-robo masyarakat melayu pada Bulan Safar di Mempawah Kalimantan Barat. Other thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Muhammad Syaikhur Ridho_07040520089 OK.pdf

Download (606kB)
[img] Text
Muhammad Syaikhur Ridho_07040520089 Full.pdf
Restricted to Repository staff only until 24 June 2027.

Download (3MB)

Abstract

Robo’-Robo’ merupakan tradisi yang dilakukan oleh raja dan keturunan raja Keraton Amantubillah Mempawah dan masyarakat dari dulu hingga sekarang. Tradisi Robo’-Robo’ ini dikenal sebagai tradisi yang memperingati hari datangnya seseorang dari tanah Bugis Sulawesi Selatan pada tahun 1637.Kedatangan Raja Mempawah, Opu Daeng Manambon dari Bone, Sulawesi Selatan di abad ke-17. Selain itu Tradisi Robo’-Robo’ dilakukan dengan tujuan untuk mendekatkan diri dan berdoa kepada Allah SWT sebagai bentuk rasa syukur karena telah mendapat rezeki, keamanan, keharmonisan hidup dan bebas dari duka. Bulan Safar dipercaya sebagai bulan sial bagi sebagian masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Diyakini bahwa Sang Pencipta menyebabkan berbagai bencana di bulan Safar. Karena itu, orang yang beriman kepadanya akan melakukan ritual khusus untuk menghindari "murka" bulan Safar. Festival tradisi Robo’-Robo’ tahunan tidak hanya berfungsi sebagai daya tarik wisata budaya di daerah setempat, tetapi juga sebagai daya tarik pariwisata budaya secara nasional. Hal ini karena festival tersebut diselenggarakan sepanjang tahun.Tradisi Robo’-Robo’ yang dilaksanakan oleh masyarakat Melayu di Mempawah, Kalimantan Barat, pada bulan Safar, dengan menggunakan perspektif living hadis dan dianalisis melalui teori fenomenologi Alfred Sutchz. Tradisi Robo’-Robo’ adalah ritual tahunan yang menggabungkan elemen budaya lokal dan nilai-nilai Islam, yang diwariskan secara turun-temurun. Konsep "Living Hadith" (Hadis Hidup) dalam Islam merujuk pada gagasan bahwa praktik dan tradisi dalam kehidupan sehari-hari umat Islam dapat menjadi cermin dari nilai-nilai dan ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Quran dan Hadis. Dalam konteks tradisi Robo’-Robo’ di Melayu Mempawah, pengkajian sebagai fenomena masyarakat dalam kerangka Living Hadis bisa menghasilkan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana praktik-praktik tersebut merefleksikan nilai-nilai keagamaan dan budaya Islam. Pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi dari Alfred Sutchz digunakan dalam penelitian ini untuk menggali makna dan pengalaman yang dialami oleh masyarakat dalam pelaksanaan tradisi Robo’-Robo’. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan (1) sejarah dan prosesi tradisi Robo’-Robo’. (2) Pemaknaan masyarakat terhadap tradisi Robo’-Robo’ masyarakat melayu pada bulan safar di mempawah Kalimantan Barat. demikian hasil penelitianya adalah (1). tradisi Robo’-Robo’ merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat mempawah pada Rabu terakhir bulan safar, kemudian prosesi tradisi ini dilaksanakan mulai dari hari Senin Selasa dan Rabu. (2) Pemaknaan masyarakat mempawah terhadap tradisi Robo’-Robo’ yakni, bersedekah untuk menolak bala', bersyukur, dan penghormatan kepada leluhur

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Other)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Ridho, Muhammad Syaikhur07040520089@student.uinsby.ac.id07040520089
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorMahfudh, Hasanhasanmahfudh@gmail.com2120098903
Subjects: Islam > Peradaban
Hadis
Tradisi Islam
Keywords: Tradisi Robo’-Robo’; Living hadis; Fenomenologi Alfred Sutchz
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Hadis
Depositing User: Muhammad Syaikhur Ridho
Date Deposited: 24 Jun 2024 14:05
Last Modified: 24 Jun 2024 14:05
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/70735

Actions (login required)

View Item View Item