This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Cahyani, Poppy Octaliana (2024) Analisis literasi numerasi dalam menyelesaikan soal berstandar AKM berdasarkan tipe kepribadian. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Poppy Octaliana Cahyani_06040420064.pdf Download (2MB) |
|
Text
Poppy Octaliana Cahyani_06040420064_Full.pdf Restricted to Repository staff only until 13 August 2027. Download (2MB) |
Abstract
World Economic Forum menyepakati bahwa sekurang-kurangnya ada enam literasi dasar yang harus dikuasai oleh semua orang dan diantaranya adalah literasi numerasi. Literasi numerasi adalah kecakapan memahami dan mengolah informasi yang berkaitan dengan pengetahuan matematika dan keterampilan dasar melalui membaca dan menulis. Di bidang matematika dan membaca, siswa memperoleh kemampuan mengolah data berupa angka, yaitu menganalisis dan memahami argumentasi tentang angka serta simbol sebagai penyelesaian masalah sehari-hari. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mendefinisikan literasi numerasi sebagai kemampuan dan kesanggupan untuk menentukan berbagai bilangan dan lambang dasar matematika untuk menganalisis data dan memecahkan persoalan dalam bermacam bentuk konteks kehidupan sehari-hari yang muncul dalam berbagai bentuk sebagai hasil analisis. Informasi yang diperoleh kemudian digunakan dalam pengambilan keputusan. Dari semua pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa literasi numerasi adalah kemampuan individu dalam mengolah dan mendapatkan informasi melalui simbol, grafik, dan bilangan yang berguna untuk menentukan keputusan pemecahan suatu masalah sehari-hari dengan konsep pengetahuan matematika dasar. Literasi numerasi digunakan dalam seluruh aspek kehidupan sehari-hari, misalnya dalam berbelanja, merencanakan liburan, membangun bisnis dan rumah, dan lain-lain semuanya membutuhkan literasi numerasi. Informasi dalam kehidupan seringkali berbentuk angka dan grafik, sehingga literasi numerasi menjadi penting bagi siswa dan siswi agar dapat memilih keputusan yang tepat dan menyelesaikan masalah dengan cakap. Hal ini selaras dengan ungkapan Andreas Schleicher dari OECD, bahwa literasi numerasi yang baik merupakan cara yang baik dalam melindungi diri dari angka pengangguran, penghasilan kecil, serta kesehatan yang buruk. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita membutuhkan pemahaman, seperti tentang kesehatan dan kebersihan. Informasi mengenai kesehatan, politik, dan lainnya seringkali berbentuk numerik atau grafik. Untuk memahami semua informasi dalam kehidupan, kita membutuhkan literasi numerasi agar dapat membuat keputusan yang tepat. Pentingnya literasi numerasi tidak berhenti pada satu individu saja, tetapi juga penting untuk kesejahteraan negara yang lebih baik. Kemampuan untuk menerapkan peahaman matematika di berbagai bidang seperti ekonomi, teknik, sains, sosial, dan bidang lainnya akan membantu meningkatkan daya saing tenaga kerja dan kesejahteraan ekonomi. Literasi numerasi berperan besar dalam kehidupan bermasyarakat. Urgensi literasi numerasi masih belum sebanding dengan kecakapan literasi numerasi siswa di Indonesia. Faktanya, literasi numerasi siswa Indonesia masih jauh dari kata memuaskan berdasarkan hasil tes PISA yang diselenggarakan selama 3 tahun sekali itu (PISA). Siswa Indonesia menempati peringkat 68 dari 81 negara yang mengikuti tes PISA pada tahun 2022 dengan skor matematika 366 dan membaca 359. Sedangkan berdasarkan TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study), Indonesia mendapatkan skor 397 dengan rata-rata skor Internasional 500 dan menduduki peringkat 44 dari 49 negara. Dari skor tersebut Indonesia berada pada tingkat rendah. Hasil dari AKSI (Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia) juga menunjukkan bukti yang mendukung. Terbukti siswa kelas 4 SD secara nasional sebanyak 77,13 persen masuk dalam golongan kurang pada kemampuan matematika dan 46,83 persen kurang dalam membaca. Sejalan dengan semua hasil survei di atas, Tim Kajian Pusat Penelitian Kebijakan telah melakukan penilaian Indeks Alibaca (Aktivitas Literasi Membaca) pada tahun 2018 dan merumuskan hasil bahwa Indeks Alibaca Nasional termasuk dalam kelompok aktivitas literasi rendah dengan skor 37,32. Data-data yang ada, memberikan kesimpulan bahwa terjadi kesenjangan antara pentingnya literasi numerasi dalam kehidupan dengan literasi numerasi yang dimiliki oleh siswa di Indonesia. Rendahnya literasi numerasi di Indonesia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu hal yang memengaruhi literasi numerasi adalah tipe kepribadian atau karakteristik dari siswa sendiri. Cara siswa memecahkan masalah literasi numerasi dengan menggunakan simbol, grafik, atau gambar untuk diterapkan dalam kehidupan nyata sesuai konteksnya berbeda-beda setiap siswa tergantung kepribadiannya. Jesse, mengartikan tipe kepribadian menjadi 4 golongan fungsi mental atau sikap, yaitu yang pertama bagaimana cara individu melihat informasi, yang kedua bagaimana individu menilai atau membuat keputusan sesuai sudut pandangnya, yang ketiga bagaimana individu menggunakan energi dan waktunya, dan yang terakhir bagaimana gaya hidup individu di lingkungannya. Dalam memecahkan masalah melalui literasi numerasi diperlukan fakta, data, maupun informasi. Pemrosesan informasi yang berbeda membuat penyelesaian masalah yang dihasilkan juga berbeda. Susan B. Bastable menyebutkan karakteristik seseorang dalam menitikberatkan fokus pikirannya pada suatu informasi berbeda-beda dan mengarah pada fungsi psikologis yaitu sensing dan intuition . Tipe sensing lebih memfokuskan diri pada fakta konkret dan realita sehingga mereka mengumpulkan data dengan panca indera. Sedangkan intuition memfokuskan diri pada ide konseptual dan semua kemungkinan yang mungkin terjadi dalam menggali informasi melalui pencarian makna diantara fakta-fakta. Sehingga literasi numerasi berhubungan erat dengan perbedaan kepribadian masing-masing individu karena pemrosesan informasi dalam setiap individu berbeda hingga memengaruhi cara mereka dalam menyelesaikan masalah. Penelitian yang membahas mengenai pemahaman siswa pada konsep materi bangun ruang sisi datar yang dibedakan dari kepribadian sensing dan intuition siswa SMP terbukti selaras. Didin mendapat kesimpulan bahwa siswa dengan kepribadian sensing lebih cermat dalam memproses informasi, memilih keputusan, dan cenderung realistis serta konkret. Sedangkan siswa dengan kepribadian intuition lebih imajinatif, abstrak, konseptual, dan menjawab dengan bebas sesuai cara mereka sendiri. Penelitian lain yang juga mendukung argumen diatas dilakukan oleh Intan dengan judul “Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Ditinjau dari Kepribadian” yang menjelaskan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa dengan kepribadian sensing lebih unggul dibandingkan siswa dengan kepribadian intuitive. . Dalam penelitian “Analisis Kemampuan Numerasi pada Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert Siswa SMP” menyebutkan bahwa tipe kepribadian menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan numerasi siswa. Peneliti hal sejenis dengan judul “Analisis Kemampuan Numerasi Berdasarkan Asesmen Diagnostik Tipe Kepribadian Siswa.” dan mendapati kesimpulan yang sama, yaitu tipe kepribadian memengaruhi kemampuan numerasi siswa. Perbedaan dari jenis kepribadian ini memberi ciri khas pada masing-masing individu. Didin dalam penelitiannya fokus pada pemahaman yang dimiliki siswa tentang konsep bangun ruang sisi datar. Penelitian yang ditulis oleh Intan, topik utama yang dibahas merupakan kemampuan berpikir kreatif siswa. Berbeda dengan minat peneliti, penelitian ini menitikberatkan pada literasi numerasi siswa. Peneliti lain melakukan penelitian mengenai analisis numerasi siswa dengan tipe kepribadian ekstrovert introvert dan thinking feeling. Berbagai uraian di atas melatar belakangi minat peneliti untuk menjalankan penelitian serupa dan melengkapi kekurangan dari penelitian sebelumnya. Penelitian ini akan mengkaji mengenai korelasi antara literasi numerasi siswa dalam memecahkan permasalahan matematika terutama dalam soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) apabila diklasifikasikan berdasarkan tipe kepribadiannya dengan judul “Analisis Literasi Numerasi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Berstandar AKM Berdasarkan Tipe Kepribadian”.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Kepribadian Matematika Pendidikan |
||||||||||||
Keywords: | Literasi numerasi; AKM (Asesmen Kompetensi Minimum); tipe kepribadian | ||||||||||||
Divisions: | Fakultas Tarbiyah dan Keguruan > Pendidikan Matematika | ||||||||||||
Depositing User: | Poppy Octaliana Cahyani | ||||||||||||
Date Deposited: | 13 Aug 2024 08:03 | ||||||||||||
Last Modified: | 13 Aug 2024 08:03 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/72774 |
Actions (login required)
View Item |