This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Aditama, Rahmat Yusuf (2024) Hierarki penafsiran al-Quran menurut Ibn Taimiyyah dalam muqaddimah fi usul al-tafsir perspektif stratifikasi pengetahuan al-Ghazali. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Rahmat Yusuf Aditama_02040522054 full.pdf Restricted to Repository staff only until 28 November 2027. Download (1MB) |
|
Text
Rahmat Yusuf Aditama_02040522054.pdf Download (2MB) |
Abstract
Hierarki penafsiran merupakan sebuah konsep yang ditawarkan oleh Ibn Taimiyyah dalam kitabnya yang berjudul Muqaddimah fi usul al-tafsir. Dalam kitabnya tersebut, Ibn Taimiyyah menyampaikan bahwa metode penafsiran terbaik adalah : 1. Penafsiran Al-Quran dengan Al-Quran 2. Penafsiran Al-Quran dengan Sunnah 3. Penafsiran Al-Quran dengan Ijtiha>d. Para ulama bersepakat, bahwa metode penafsiran terbaik adalah penafsiran Al-Quran dengan Al-Quran. Hal ini disebabkan, karena Allah merupakan zat yang “menuturkan” Al-Quran itu sendiri. Ibn Taimiyyah kemudian melanjutkan, bahwa metode penafsiran terbaik setelah penafsiran Al-Quran dengan Al-Quran adalah penafsiran Al-Quran dengan Sunnah. Ibn Taimiyyah memandang, bahwa Sunnah merupakan “penjelas” dari Al-Quran yang bersifat global. Adapun penafsiran Al-Quran dengan Ijtihad diletakkan oleh Ibn Taimiyyah dalam peringkat terakhir dari hierarki tersebut. Ia memandang, betapapun ijtihad itu benar, tetaplah tidak bisa mengalahkan otoritas Al-Quran dan Sunnah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep hierarki penafsiran Al-Quran yang ditawarkan oleh Ibn Taimiyyah dalam kitabnya yang berjudul Muqaddimah fi usul al-tafsir. Problem utama yang diangkat dalam penafsiran ini adalah, bagaimana relevansi hierarki penafsiran Al-Quran menurut Ibn Taimiyyah dengan stratifikasi pengetahuan al-Ghaza>li? serta bagaimana konsep hierarki penafsiran Al-Quran dalam perspektif stratifikasi pengetahuan? Jenis dari penelitian ini adalah library research dengan menggunakan pendekatan stratifikasi pengetahuan yang ditawarkan oleh al-Ghazali. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan : Pertama, betapapun penafsiran Al-Quran dengan Al-Quran dan penafsiran Al-Quran dengan Sunnah disebut sebagai penafsiran yang berbasis kepada periwayatan. Bukan berarti, penafsiran tersebut menafikan peran ijtihad di dalamnya. Dan sebaliknya, betapapun penafsiran Al-Quran dengan ijtihad disebut sebagai penafsiran yang berbasis kepada rasio. Bukan berarti, penafsiran tersebut menafikan peran periwayatan di dalamnya.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Al Qur'an Tafsir Agama dan Ilmu Pengetahuan |
||||||||||||
Keywords: | Hierarki penafsiran; stratifikasi pengetahuan | ||||||||||||
Divisions: | Program Magister > Ilmu Alquran dan Tafsir | ||||||||||||
Depositing User: | Rahmat Yusuf Aditama | ||||||||||||
Date Deposited: | 28 Nov 2024 06:36 | ||||||||||||
Last Modified: | 28 Nov 2024 06:36 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/73874 |
Actions (login required)
View Item |