This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Ridwan, A. (2009) Studi analisis terhadap pembatalan Putusan PA Tuban No.1392/Pdt.G/2003/PA.Tbn. oleh Putusan PTA Surabaya No.28/Pdt.G/2004/PTA.Sby. tentang hak asuh anak yang belum Mumayyiz. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Cover.pdf Download (609kB) |
||
|
Text
abstrak.pdf Download (6kB) | Preview |
|
|
Text
daftar isi.pdf Download (35kB) | Preview |
|
|
Text
bab1.pdf Download (47kB) | Preview |
|
|
Text
bab2.pdf Download (73kB) | Preview |
|
|
Text
bab3.pdf Download (58kB) | Preview |
|
|
Text
bab4.pdf Download (28kB) | Preview |
|
|
Text
bab5.pdf Download (10kB) | Preview |
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (89kB) |
Abstract
Skripsi ini adalah hasil penelitian kualitatif. Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan dan menjawab apa dasar hukum hakim Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dalam membatalkan putusan pengadilan agama tuban tentang hak asuh anak yang belum mumayyiz dan bagaimana analisis terhadap istri nusyuz yang dijadikan alasan dalam pengalihan hak asuh anak yang belum mumayyiz kepada ayahnya. Data penelitian ini diperoleh dari mempelajari berkas-berkas perkara dan wawancara dengan para hakim dan panitera yang terlibat, dan bahan kepustakaan. Tekni yang digunakan dalam analisis data pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pola pikir deduktif yakni mengemukakan teori-teori yang bersifat
umum mengenai keputusan hakim terhadap sengketa ha asuh ana yang belum mumayyiz dalam kasus cerai talaq di Pengadilan Agama Tuban No.1392/Pdt.G/2003/PA.Tbn. dan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya No.28/Pdt.G/2004/PTA.Sby. untuk selajutnya dikemukakan kenyataan yang bersifat khusus dari hasil riset, yang kemudian ditarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Pengadilan Agama Tuban menolak gugatan permohonan pemohon terhadap perkara hak asuh anak yang belum mumayyiz, berdasarkan pasal 105 (a) KHI yaitu pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya. Tetapi pemohon tidak terima dan merasa keberatan atas putusan majelis hakim Pengadilan Agama Tuban, oleh karena itu pemohon kemudian mengajukan upaya banding ke Pengadilan Tinggi Agama Surabaya, dan majelis hakim Pengadilan Tinggi Agama Surabaya memutuskan bahwa hak asuh anak yang belum mumayyiz kepada ayahnya (pemohon/pembanding), karena majelis hakim menganggap perilaku termohon tidak ifah (menjaga diri dan kehormatan suami) dan amanah sehingga dapat menggugurkan hak h}ad}anah bagi ibu. Menurut analisis penulis, putusan yang dijatuhan oleh majelis Hakim PTA Surabaya sudah tepat, karena lebih mengutamakan kemaslahatan anak itu sendiri, di samping kemaslahatan ibu dan ayahnya. Sejalan dengan kesimpulan diatas, maka agar majelis hakim Pengadilan Agama Tuban dan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya lebih teliti dalam mengkaji atau mempertimbangkan setiap perkara yang akan diputuskan. Sehingga putusan yang diambil dapat membawa kemaslahatan bersama dan tidak ada pihak yang akan merasa dirugikan.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Hukum Islam > Status Anak | ||||||
Keywords: | Mumayyiz | ||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam | ||||||
Depositing User: | Editor: Library Administrator----- Information-----http://library.uinsby.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 31 Oct 2009 | ||||||
Last Modified: | 03 Sep 2018 03:59 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/7782 |
Actions (login required)
View Item |