This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Imron, Moh. (2024) Periwayatan salawat ghhair al-ma’tūrah dalam perspektif ilmu riwayat hadis. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
![]() |
Text
Moh. Imron_02040622006.pdf Download (4MB) |
![]() |
Text
Moh. Imron_02040622006_Full.pdf Restricted to Repository staff only until 25 February 2028. Download (4MB) |
Abstract
Dalam proses periwayatan shalawat ghair al-Ma’thūrah, terdapat dua permasalahan yang menjadi suatu kegelisahan akademik sehingga penting untuk diteliti. pertama, terjadi periwayatan yang diakui datang dari Nabi secara langsung meskipun Nabi telah lama wafat. Kedua, metode yang digunakan dalam proses Penyampaian dan penerimaan informasinya. Karena, model Periwayatan yang ada pada shalawat Ghair al-Ma’thūrah sangat langka, berbeda dengan umumnya periwayatan yang ada dalam ilmu hadis meskipun sama-sama dari Nabi. Berangkat dari permasalahan ini. Maka dirumuskan permasalah dalam dua rumusan masalah: Bagaimana periwayatan shalawat ghair al-Ma’thūrah dilakukan? Dan bagaimana relevansi periwayatan shalawat ghair al-Ma’thūrah dengan ilmu riwayat hadis?. Tujuan penelitian untuk mengetahui metode periwayatan shalawat ghair al-Ma’thūrah dan relevansinya dengan ilmu hadis. Jenis metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan model kajian kepustakaan. Teori yang digunakan untuk menganalisi adalah teori periwayatan hadis dan kaidah kesahihannya. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa metode yang digunakan dalam proses periwayatan shalawat ghair al-Ma’thūrah adalah liqa’ al-Nabī Fī al-Ru’yah. Sedangkan relevansi antara periwayatan shalawat ghair al-Ma’thūrah dengan ilmu riwayat hadis adalah pada penisbatan, sama-sama dinisbatkan kepada Nabi. Namu, berbeda dalam beberapa hal pertama, tidak adanya sanad sebagaimana hadis. Kedua, diriwayatkan setelah jauh dari Nabi. Ketiga, metode yang digunakan tidak lazim dalam kajian ilmu hadis. Keempat, proses periwayatan tidak empirik karena melalui mimpi. Kelima, faham bahwa Nabi masih bisa mengajarkan bertentangan dengan al-Qur’an, hadis, aqidah dan akal. Keenam, hadis tentang mimpi bertemu Nabi mempunyai makna tashbih, Ketujuh, suatu kedustaan apabila mengalamatkan sesuatu yang tidak jelas kepada Nabi.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Hadis Agama dan Ilmu Pengetahuan |
||||||||||||
Keywords: | Periwayatan; salawat ghair al-ma’thūrah; ilmu hadis | ||||||||||||
Divisions: | Program Magister > Ilmu Hadis | ||||||||||||
Depositing User: | Imron Imron | ||||||||||||
Date Deposited: | 25 Feb 2025 07:51 | ||||||||||||
Last Modified: | 25 Feb 2025 07:51 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/78063 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |