Memahami akar konflik antar agama Islam Kristen di Indonesia

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Siswoyo, Hendrik (2008) Memahami akar konflik antar agama Islam Kristen di Indonesia. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
E02302019_Hendrik Siswoyo_2008 ok.pdf
Download (15MB)

Abstract

Siapapun tidak akan berani menyangkal. Indonesia adalah negeri yang "multi religiositas", artinya masyarakat Indonesia dengan local genuine-nya masingmasing mampu untuk menjaga "proposisi" di atas dengan basis saling menghormati dan sikap yang terbuka dengan demikian terjalin indah menjadi harmonis. Dari sekian banyak "multi" yang dimiliki negeri ini, kiranya hanya agamalah yang menjadi bagian sangat pentinguntuk tidak menyebutnya rentansekaligus krusial bagi kemapanan tatanan masyarakatnya. Agama rentan terhadap konflik, rentan ditunggangi oleh kepentingan kepentingan yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan spirit agama. Kepentingan ekonomi, politik bahkan budaya sangat mudah untuk masuk dalam jantung pertahanan agama sehingga agama menjadi buta, inklusif dan wajahnya sangat menyeramkan. Gambaran Konflik Poso, dan Ambon, siapapun atau bahkan orang dari berbagai agamapun jika melihat fakta riil minimal akan mengelus dada. Apakah memang demikian mentalitas orang yang beragama? Bisa jadi iya, atau sebaliknya bisa jadi Tidak. Asumsi tersebut sengaja dijadikan dasar penulis untuk mengangkat tema konflik agama dalam skripsi ini. Dalam skripsi ini penulis berusaha melacak konflik agama dengan acuan konflikkonflik yang sampai sekarang diklaim murni konflik agama. Dimulai dengan menyajikan sejarah konflik agama (Islam Kristen), kemudian menelusuri alur pertama kali terjadinya konflik, dengan berpegangan pada konflik agama local dan yang terakhir akibatakibat yang ditimbulkan oleh konflik tersebut. Penulis menemukan fakta sekaligus tidak bermaksud menyudutkan salah satu agama bahwa, konflik local yang sudah terkandung diklaim murni konflik agama temyata mengandung unsure kepentingan lain, yaitu "kekuasaan". Ini terbukti dengan salah satu pihak (sebelum konflik itu terjadi) telah mempersiapkan semuanya, Srategi, PersonPerson, dan Senjata. Waktu penyeranganpun diperhitungkan dengan sangat cermat dan detail.