Bentuk dan nilai gerakan fundamentalisme Islam

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Hidayah, Noeroel (2008) Bentuk dan nilai gerakan fundamentalisme Islam. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
E03303017_Noeroel Hidayah_2008 ok.pdf
Download (13MB)

Abstract

Fundamentalisme adalah faham atau aliran yang beranggapan perlu kembali pada ajaran dasar atau pokok, sehingga kepercayaan bahwa kata-kata dalam kitab suci yang di ilhami oleh Tuhan dan di percayai serta di ikuti kata demi kata. Pada dasamya fuundamentalisme Islam adalah bentuk intensif dari gejala revivalisme, yaitu gerakan pemurnian kembali ajaran yang telah bercampur dengan tahayul, bid'ah dan khurofat. Yang di maksud di �ini adalah kembali kepada Al-Qur'an dan Hadist bukan kembali kepada ajaran yang merupakan hasil ijtihad para ulama'. Karena ulama' di sini di nilai telah gagal dalam menyajikan Islam yang aktual dan dapat menjadi pedomen hidup yang komplit. Selain gagal melaksanakan tugas yang di embankan oleh agama ulama' juga di pandang telah mengajarkan doktrin yang tidak relevan bagi kehidupan umat. Gerakan-gerakan revivalisme pada umumnya menghimbau penerapan dan pengembangan ijtihad, khususnya dalam masalah- masalah yang berkaitan dengan hukum. Sebaliknya mereka menolak taqlid, yang secara sederhana mereka pahami sebagai mengikut tradisi dan pemikiran islam terdahulu. Bentuk dan nilai gerakan fundamentalisme dalam islam tidak hanya di pahami sebagai gejala agama, sosial, ekonomi, politik dan budaya, akan tetapi, dapat di lihat dalam perspetif kelompok fundamentalisme dalam Islam. sebagai fenomena dalam bidang, ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya gerakan fundamentalisme menolak datangnya modernisasi atau anti modern.Berdasarkan ideologi, poltik ekonomi, social dan budaya yang di anut oleh kaum fundamentalis itu semua harus kembali pada ajaran Islam bukan hasil dari ijtihad para ulama karena para ulama' di nilai telah gagal dalam menyajikan islam secara aktual dan dapat menjadi pedoman hidup yang komplit. Selain gagal dalam melaksanakan tugas yang di emban oleh agama, ulama' juga di pandang telah mengajarkan doktrin yang tidak relevan bagi kehidupan umat.