Iddah dalam al Quran: kajian terhadap surat al Baqarah 228-235

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Rifa'i, Arif (2007) Iddah dalam al Quran: kajian terhadap surat al Baqarah 228-235. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
E03303054_Arif Rifa'i_2007 ok.pdf
Download (17MB)

Abstract

Skripsi ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yaitu bagaimana pendapat para mufassir tentang masa iddah istri yang ditalaq raj'i ? bagaimana pendapat para mufassir tentang masa iddah istri yang ditinggal mati oleh suaminya ? dan bagaimana ketentuan-ketentuan istri pada masa iddah talaq dan iddah kematian ? Data penelitian bersumber pada data kepustakaan berupa buku tafsir tentang hukum dan pendapat para mufassir yang berkaitan dengan iddah yang termasuk didalamnya tentang ketentuan-ketentuan pada masa iddah yang awalnya dari kajian teks tentang iddah lalu dianalisis dengan kehidupan sekarang dengan menggunakan metode deskriptif. Setelah melalui pembahasan demi pembahasan, akhimya dapat disimpulkan bahwa menurut para mufassir masa iddah istri yang ditalaq raj'i adalah tiga kali quru' (tiga kali suci) clan pada masa iddah diharapkan suami istri bisa ruju'. Masa iddah istri yang ditinggal mati oleh suaminya adalah empat bulan sepuluh hari dan diwajibkan berihdad (berkabung) untuk ke-natian suaminya, sedangkan ketentuan- ketentuan yang hams dilakukan oleh seorang istri pada masa iddah yaitu dilarang menikah karena akan terjadi percampuran nasab dan kewajiban suami memberikan nafkah kepada istrinya pada masa iddah. Pembahasan tentang iddah dikaitkan dengan kehidupan sekarang memang sangat sulit mulai dari wanita karier yang melaksanakan iddah sampai dengan hak- hak seorang wanita dibatasi tetapi ini adalah perintah Allah yang terdapat dalam Al- Qur' an dan hadits meskipun ada ilmu pengetahuan modem tidak dapat merubah ketetapan tentang idda'i.