Pemikiran filsafat Ibnu Sina: studi tentang metafisika dan ilmu pengetahuan

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Bustomi, Ahmad (2004) Pemikiran filsafat Ibnu Sina: studi tentang metafisika dan ilmu pengetahuan. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
E01300142_Tuti Rusdianah_2004 ok.pdf

Download (10MB)

Abstract

Filsafat merupakan alat intelektual yang terus menerus diperlukan. Untuk itu ia harus diperbolehkan untuk berkembang secara alamiah, baik untuk pengembangan disiplin-disiplin keilmuan yang lain. Hal itu qapat dipahami, karena filsafat mananamkan kebiasaan dan melatih akal-pikir�n untuk bersikap kritis-analitis dan mampu melahirkan ide-ide seiar yang sangat dibutuhkan, sehingga dengan demikian, ia menjadi alat intelektual yang sangat penting untuk ilmu-ilmu yang lain, tidak terkecuali agama dan teologi. Karena itu, oreang y�pg menjauhi filsafat dapat dipastikan akan mengalami kekurangan energi dan keluasan darah, dalam arti kekurangan ide-ide segar. Lebih dari itu, ia berarti teiap. melakukan bunuh diri intelektual. (Fazlur Rahman). Filsafat berasal dari kata Yunani, yaitu philosophia, artinya pecinta kebijaksanaan. Ibnu Sina termasuk salah seorang filsuf yang sangat termasyhur pada abad pertengahan sampai dengan sekarang. K.ajian Ibnu Sina tentang Metafisika, ia membicarakan sifat wujudiyah. Pendapatnya sebagaimana Al-Farabi menggunakan pemikiran Aristoteles dan Neo-Platonisme, yakni al-Maujud al-Awwal sebagai sebab pertama bagi segala yang ada. Konsep ini tidak bertentangan dengan keesaan dalam ajaran Islam. Dalam pembuktian adanya Tuhan Ibnu Sina mengemukakan dalil wajib al-wujud dan mumkin al-wujud. Menurutnya, segala yang ada ini hanya dua kemungkinan dan tidak ada altematifketiga. Sedangkan kajiannya mengenai Ilmu Pengetahuan menurutnya lebih cenderung bersifat abstrak dan universal, memandang sesuatu secara menyeluruh tidak sepotong-sepotong sehingga ilmu pengetahuan itu tidak hanya terjebak pada sesuatu yang kongkrit saja tetapi menyangkut keduanya (kongkrit dan abstrak). Sebagaimana pendapat Ibnu Sina mengenai sebuah teori pengetahuan. Ia mengibaratkan sebuah abstraksi yang sudah diketahui dan dapat diuraikan, karena itu dalam persepsi inderawi memerlukan kehadiran materi untuk bisa memahami. Pendapat ini juga sesuai dengan pendapat August Comte seorang tokoh positivisme bahwa suatu teori ilmiah harus bersifat umum dan universal, tidak berkenaan dengan satu atau dua objek. Generalisasi, dan juga abstraksi, adalah bagian yang tidak bisa terpisahkan dari ilmu pengetahuan dan perlu juga adanya suatu percobaan (experimen).

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Bustomi, AhmadUNSPECIFIEDE01300163
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorMashum, MashumUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Islam dan Ilmu Pengetahuan
Metafisika
Keywords: Metafisika; ilmu pengetahuan
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Aqidah Filsafat Islam
Depositing User: Editor : Abdun Nashir------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 13 Mar 2025 01:20
Last Modified: 13 Mar 2025 01:20
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/78737

Actions (login required)

View Item View Item