Shalat sebagai peningkatan spiritual: telaah terhadap pemikiran al Ghazali tentang spiritualitas shalat

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Chabib, Zaenal (2004) Shalat sebagai peningkatan spiritual: telaah terhadap pemikiran al Ghazali tentang spiritualitas shalat. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
E01398100 Zaenal Chabib 2004 ok.pdf
Download (16MB)

Abstract

Secara formal. Shalat mengambil dua bentuk pelaksanaan yakni bacaan dan gerakan. Keseluruhan dari dua bentuk tersebut terangkum dalam suatu rangkaian yang tak dapat dipisahkan dan memiliki sakramentalitas tersendiri. Sebagai kewajiban yang doktrinal, shalat adalah multidimensional dan khas, karena itu dalam Islam shalat adalah ritual yang sangat penting dan tak dapat dipisahkan dari semua gerak dan langkah, shalat sangatlah mewarnai dan menghegemoni pada semua lini kehidupan. Ada dua sisi yang ada dalam shalat, hamba danTuhan. Bagi hamba, shalat adalah bentuk penghambaan sekaligus sarana berkomunikasi dengan Tuhan, sedangkan bagi Tuhan shalat merupakan katalisator untuk menilai pengabdiau hambanya, sehingga Dia akan berusaha menyesuaikan "Dirinya" pada keinginan hambaNya. Al-Ghazali sebagai orang yang mengambil su:fi sebagai jalan hidupnya melihat bahwa spiritualitas adalah suatu kemutlakan dalam menciptakan "pertemuan" dengan Tuhan, bukan hanya bentuk dan penampakan belaka. Uutuk itu al-Ghazali memberikan suatu bentuk spiritualitas dalam shalat sebagai tools sekaligus sebagai bentuk perjalanan (suluk). Al-Ghazali menjelaskan spiritualitas shalat lewat beberapa karakteristik dan esensi yang terkonstruksi didalamnya. Secara tegas, ada suatu hal yang harus dimunculkan dalam shalat, yakni terciptanya segala urusan secara sempuma. Bagi al-