This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Hazya, Nadya Salsabillah (2025) Kebijakan sinisasi agama terhadap umat Islam di China tahun 2016-2023. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
![]() |
Text
Nadya Salsabillah Hazya_03040221116.pdf Download (3MB) |
![]() |
Text
Nadya Salsabillah Hazya_03040221116_Full.pdf Restricted to Repository staff only until 15 April 2028. Download (3MB) |
Abstract
Penelitian ini berjudul “Kebijakan “Sinisasi Agama” Terhadap Umat Islam di China Tahun 2016-2023”, berisi tiga rumusan yang dibahas, yaitu: (1) Bagaimana latar belakang kebijakan sinisasi agama pemerintah China terhadap umat Islam pada tahun 2016-2023?; (2) Bagaimana substansi dari kebijakan sinisasi agama pemerintah China bagi umat Islam di China tahun 2016-2023?; (3) Bagaimana implikasi dan respon umat Islam di China terhadap kebijakan sinisasi agama tahun 2016-2023?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif penelitian sejarah (historis) yang terdiri dari empat tahap, yaitu pengumpulan sumber (heuristik), yang terdiri atas sumber primer dan sekuder, kritik sumber (verfikasi), penafsiran sumber (interpretasi) dan penulisan sejarah (historiografi). Selain itu, penulis menggunakan pendekatan sejarah dan politik, dengan menerapkan teori hegemoni milik Antonio Gramsci untuk mendapatkan jawaban dan kesinambungan dengan kebijakan sinisasi agama China terhadap umat Islam disana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Sinisasi agama dilatarbelakangi oleh upaya pemerintah untuk mewujudkan kampanye Chinese Dream di bawah kepemimpinan Xi Jinping, yang fokus pada pembangunan negara dengan mengatasi ekstremisme dan isu agama, mengikuti model sosialisme bercirikan China sejak era Deng Xiaoping. (2) Substansi kebijakan ini terwujud dalam Peraturan Revisi Urusan Agama 2018, yang mencakup pengendalian ekstremisme, pembatasan pengaruh asing, pengawasan dan pelatihan pemimpin agama, serta larangan dakwah di tempat umum. Islam diwajibkan mengikuti arahan seperti penghilangan kubah dan menara masjid, pengibaran bendera nasional, pelarangan penggunaan masker, burka, dan jenggot, serta pengumandangan adzan dengan spiker dalam, dan memasukkan nilai nasionalisme dalam khutbah. (3) Implikasi kebijakan ini membatasi kebebasan praktik keagamaan umat Islam, yang harus menyesuaikan syariat Islam dengan nilai sosialisme. Penghapusan ikon masjid membuatnya sulit dikenali sebagai tempat ibadah. Umat Islam China merespons kebijakan ini dengan tetap mematuhi kebijakan selama tidak mengganggu ibadah. Selain itu, terdapat beberapa umat Islam yang menolak kebijakan ini dengan melakukan aksi protes kepada pemerintah. Kebijakan ini banyak dikritik oleh komunitas HAM yang mengatakan bahwa pemerintah China berusaha menghapus identitas agama dan melanggar kebebasan beragama disana.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Islam Kebijakan Publik Sejarah > Sejarah Islam |
||||||||||||
Keywords: | sinisasi agama; China; umat Islam | ||||||||||||
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Sejarah dan Peradaban Islam | ||||||||||||
Depositing User: | Nadya Salsabillah Hazya | ||||||||||||
Date Deposited: | 15 Apr 2025 02:13 | ||||||||||||
Last Modified: | 15 Apr 2025 02:13 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/79381 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |